Lihat ke Halaman Asli

Ratapan Rakyat untuk Politik Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik Indonesia yang terjadi ssat ini sedang kacau balau. Para pejabat yang berkuasa saling berebut kekuasaan tanpa henti. Layaknya para singa yang saling berebut kijang sebagai samtapannya yang telah mereka tunggu. Itulah gambaran mengenai para pejabat saat ini. Mereka seakan tidak memperduikan lagi hak-hak dan kepentingan rakyat. Para pejabat yang berkuasa saat ini, hanya semata-mata hanya mencari cara untuk meraih posisi setinggi-tingginya di negara ini. Disaat berhasil dalam menduduki posisinya, janji-janji yang dulu ada malah justru memghilang di telan bumi. Seakan mereka tak pernah berkata sepatah katapun tentang janji yang telah keluar dari mulut mereka sendiri. Mereka justru dengan santai duduk di kursi jabatannya dan tak menghiraukan penderitaan rakyat yang telah mereka janjikan kemakmuran.

Apalagi saat sang lawan kalah, malah justru berusaha mencari kesalahn yang sekecil-kecilnya untuk menjatuhkan posisi sang pemenang. Mereka sibuk dengan saling menjatuhkan satu sama lain. Sungguh memprihatinkan kondisi politik Indonesia saat ini. Mereka sama sekali tak memikirkan apa kabar kondisi rakyat Indonesia sekarang. Pada saat ini, politik malah digunakan sebagai alat keuntungan untuk meraih kekuasaan. Hingga tak dapat membedakan mana cara yang halal maupun yang haram, yang terpenting berhasil meraih kekuasaan yang diinginkan.

Dari kekisruhan politik Indonesia, malah yang paing menderita disini yaitu rakyat. Rakyat seakan terlupakan dalam kasus-kasus ini. Mana sebutan dari demokrasi tertinggi di tangan rakyat, sebutan itu sudah tak berguna dan terlupakan telah tenggelam di tengah-tengah samudera. Hilang dan tertutupi oleh karang-karang yang besar. Penderitaan-penderitaan rakyat seakan dianggap sebagai angin lalu yang dibiarkan lewat begitu saja. Ataupun sebagai debu yang bertebrangan dan menghilang di udara. Para pejabat negara saat ini justru bangga dengan kekayaan yang telah mereka miliki dari uang rakyat. Uang rakyat yang seharusnya dipakai untuk  kepentingan dan kemakmuran rakyat di negara. Seharusnya mereka memikirkan cara yang jitu untuk mengatasi masalah yang terjadi di Indonesia.

Kita semua dapat melihat dari para penguasa yang diwajibkan bermobil mewah seperti halnya para menteri di negeri ini, yang menelan biaya hingga miliaran rupiah. Serta gaji para pejabat yang semakin lama semakin naik. Ingat kalian hidup dan berfasilitas mewah karena uang rakyat, rakyat, rakyat, dan selalu rakyat. Bagaimana justru kalian tega tidak mengkhawatikan kehidupan rakyat sebagai proritas utama. Lebih baik bermobil biasa dan sisa uangnya guna membantu meringankan penderitaan rakyat. Masih banyak rakyat di negeri ini yang miskin yang tak terurus oleh tangan pemerintah. Mereka sangat membutuhkan pertolongan dari janji-janji yang telah pemerintah umbar-umbarkan. Bukannya seharusnya pemerintah malu dengan tidak mewujudkan janjinya itu. Kenapa pemerintah masih duduk tenang di kursi pemerintahan dengan bergelimang harta dari rakyat. Sungguh ironis penderitaan rakyat di Indonesia.

Banyak rakyat Indonesia yang terus mengeluh dengan perkembangan politik yang semakin hari semakin turun. Rakyat terus menilai bahwa politik merupakan sesuatu hal didapat dengan menghalalkan segala cara. Pemerintah di Indonesia dianggap tidak mampu untuk menjalankan pemerintahan ini, justru malah terus mengalami kemunduran. Sebagai wakil rakyat, seharusnya pemerintah dapat mensejahterakan rakyat bukannya terus menyebabkan penderitaan pada rakyat. Saling berebut posisi kekuasaan dan saling menjatuhkan antar sesama merupakan hal yang tak berguna dibanding mengurus kepentingan rakyat. Sepatutnya pemerintah sebagai contoh yang baik untuk rakyat-rakyat di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline