Lihat ke Halaman Asli

Frisilia

Mahasiswa

Waspada Cuaca Ekstrem di Musim Hujan

Diperbarui: 7 Juli 2022   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bekasi- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bekasi, Jawa Barat, memperkirakan puncak cuaca ekstrim akan berlangsung pada bulan Oktober hingga Februari yang akan  mendatang terus menerus. Selain hujan badai, cuaca ekstrim ini juga akan berpotensi terjadinya angin puting beliung.

Dari pantauan citra satelit setempat, wilayah Bekasi di nilai rawan terjangan angin  puting beliung  Masyarakat diminta untuk tetap  waspada dan berjaya jaga  terhadap gejala kilatan petir awal pada sore hari sebagai penanda potensi angin ribut.Atau angin puting beliung

Untuk mengantisipasi ancaman bahaya pohon tumbang, Dinas Pertamanan Kota Bekasi mulai menggencar dan  memangkas dahan dahan dan ranting pepohonan disepanjang jalur utama. Pepohonan besar berusia tua juga ditebang lantaran sebuah pohon itu  kondisi batangnya sudah mulai keropos. Selain itu, posko kebencanaan juga disiagakan untuk mempercepat sistem komunikasi.

Dalam kondisi seperti ini, sayangnya teknologi yang dimiliki BMKG Indonesia saat ini belum mampu memprediksi adanya  kemunculan puting beliung dikarenakan diameternya kurang dari 1 km. Sedangkan radar dan citra satelit BMKG hanya mampu untuk  mendeteksi awan cumulonimbus di atas diameter 5 km.Waspada Cuaca Ekstrem di Musim Hujan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bekasi, Jawa Barat, memperkirakan puncak cuaca ekstrim akan berlangsung pada bulan Oktober hingga Februari yang akan  mendatang terus menerus. Selain hujan badai, cuaca ekstrim ini juga akan berpotensi terjadinya angin puting beliung.

Dari pantauan citra satelit setempat, wilayah Bekasi di nilai rawan terjangan angin  puting beliung  Masyarakat diminta untuk tetap  waspada dan berjaya jaga  terhadap gejala kilatan petir awal pada sore hari sebagai penanda potensi angin ribut.Atau angin puting beliung

Untuk mengantisipasi ancaman bahaya pohon tumbang, Dinas Pertamanan Kota Bekasi mulai menggencar dan  memangkas dahan dahan dan ranting pepohonan disepanjang jalur utama. Pepohonan besar berusia tua juga ditebang lantaran sebuah pohon itu  kondisi batangnya sudah mulai keropos. Selain itu, posko kebencanaan juga disiagakan untuk mempercepat sistem komunikasi.

Dalam kondisi seperti ini, sayangnya teknologi yang dimiliki BMKG Indonesia saat ini belum mampu memprediksi adanya  kemunculan puting beliung dikarenakan diameternya kurang dari 1 km. Sedangkan radar dan citra satelit BMKG hanya mampu untuk  mendeteksi awan cumulonimbus di atas diameter 5 km.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline