Lihat ke Halaman Asli

Frisian

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

Perang Dunia II: Tembok Berlin, Dinding Beton Saksi dan Lambang Gejolak Nasionalisme Rakyat Jerman

Diperbarui: 17 Desember 2023   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.newtimesslo.com Tembok Berlin, 3 Agusutus 1990.

Jerman adalah negara yang kaya akan Sejarah, budaya, seni, serta teknologi dan industri otomotifnya yang maju, juga negara dengan kualitas pendidikan yang unggul, presiden ke tiga kita yaitu Bapak B.J Habiebie pun pernah mengenyam pendidikan disana. Terdapat Sejarah yang tidak akan lekang oleh waktu mengenai perjalanan negara adidaya satu ini, pasca kekalahan Jerman Nazi di perang dunia ke dua Jerman dipegang oleh dua blok, pertama Jerman Barat yang dipegang oleh blok barat (Amerika Serikat, Inggris, Perancis), dan Jerman Timur oleh Uni Soviet yang sekarang menjadi Rusia, Jerman benar-benar terpisah secara ideologi, wilayah, dan kepemimpinan, namun baik Jerman Barat dan Jerman Timur memiliki Ibukota yang sama, Berlin yang berada ditengah himpitan wilayah Jerman Timur dikuasai separuhnya oleh Jerman Barat mengapa Jerman Barat tidak memindahkan Ibukota nya ke wilayah yang lebih spesifik di Jerman Barat?, ternyata Jerman Barat masih menginginkan Jerman utuh menjadi satu negara, Konrad Adenaeur Kanselir Jerman Barat saat itu mengatakan, jika kita memindahkan Ibukota dari Berlin ke tempat lain, usaha penyatuan Kembali Jerman akan terhambat, padahal Frankfrut digadang menjadi Ibukota Jerman Barat dengan banyaknya kelayakan sebagai Ibukota namun, pada alahirnya Kota Bonn dipilih menjadi Ibukota Jerman Barat namun hanya dipakai sebagai penempatan fasilitas pemerintahan federal dan Berlin tetap menjadi Ibukotanya.  

Pada 13 Agustus 1961 Gerbang Brandenberg ditutup dan dimulailah Pembangunan tembok pembatas antara Berlin Timur dan Barat, diinisiasikan oleh Walter Ulbricht Pemimpin Jerman Timur saat itu. Tembok beton setinggi 3,5 meter dibuat untuk mencegah perpindahan masif warga Jerman Timur ke Barat, sebelumnya warga Jerman Barat dan Timur bebas berpergian dan Berlin menjadi Kawasan netral hingga Pembangunan tembok itu terjadi. Pada 15 Agustus 1961 Konrad Schumann yang berasal dari Jerman Timur menerebos tembok Berlin yang sedang dibangun, seketika polisi Jerman Barat mengamankannya. 

pinterest.com/heveraert/ Konrad Schumann melompat dari pembatas kota Berlin, 15 Agustus 1961.

Setelahnya upaya untuk melarikan diri dari Jerman Timur terus terjadi, ada yang berusaha menggali lubang, melompat dari tembok, mencuri tank, menggunakan zeepelin, bahkan menggunakan balon udara. Orang yang membelot ke Jerman Barat disebut Republikflucht atau "Si Paling Republik" dalam Bahasa Indonesia. Hidup di Jerman barat dirasa menjanjikan untuk warga Jerman Timur, banyak orang orang dengan kemampuan baik yang membelot ke Jerman Barat untuk hidup yang lebih baik dibandingkan di negara asalnya terlebih Amerika Serikat membuat program Marshall Plan, program Pembangunan Kembali Eropa pasca perang dan otomatis membangkitkan Kembali Jerman Barat sebangai negara industri utama Eropa. Sementara, Uni Soviet banyak membongkar infrastruktur yang ada di Jerman Timur dan meminta biaya reparasi mengakibatkan ekonomi menjadi sulit berkembang, perbedaan ini yang menjadikan Jerman Barat dan Jerman Timur memiliki Nasib yang berbeda, walaupun Jerman Timur merupakan negara dengan GDP terbesar di antaran negara-negara satelit Uni Soviet, masih kalah jauh dengan GDP Jerman Barat.  

Kemunduran Uni Soviet pada dekade 80-an membuat Mikhail Gorbachev melakukan reformasi karena salah satu alasannya seperti disinggung sebelumnya Jerman Barat lebih unggul dari Jerman Timur meskipun Jerman Timur lebih unggul dari negara-negara satelit Uni Soviet lainnya ini yang pada akhirnya memberikan harapan kepada negara-negara satelit Uni Soviet untuk memajukan perekonomian negaranya, namun, pada akhirnya banyak negara-negara satelitnya yang memerdekakan diri dan puncaknya pada awal dekade 90-an.  Pada saat itu Erich Honecker Pemimpin Jerman Timur sangat keras dengan para pembelot, akan menembak siapapun yang mencoba kabur dari Jerman Timur, namun tindakkannya ini tidak disukai Mikhail Gorbachev dan menarik dukungannya kepada Erich Honecker. Kroly Grsz Presiden Hungaria saat itu membolehkan negaranya menjadi jalur untuk warga Jerman Timur yang ingin pergi ke Jerman Barat dan menjadi tekanan besar bagi Erich Honecker dan juga rakyat yang sudah tidak percaya padanya, ditambah kabar Gorbavhev tidak suka kepadanya memperparah keadaan dirinya di Masyarakat. Pada Oktober 1989 Erich Honecker  mundur dari kursi kepemimpinannya yang juga memberikan harapan pada masa depan Jerman yang Bersatu yang kemudian pemimpin selanjutnya Jerman Timur Egon Krenz yang merasa bahwa perbatassan seperti itu sudah tidak relavan dan mencari kebijakan lain untuk itu yang dimaksudkan untuk menguntungkan kedua negara terutama Jerman Timur dengan cara memperbolehkan warga Jerman Timur berpergian ke Jerman Barat menggunakan paspor dan visa, aturan ini akan diimplementasikan pada 10 November 1989 namun warga Berlin Timur Mengira perbatasan sudah dibuka pada Tengah malam dikarenakan pengumumam aturan baru ini sudah diumumkan sehari sebelumnya yang mana para penjaga menjadi kewalahan dan membiarkan warga yang antusias dengan kabar tersebut warga Berlin Timur pun melewati perbatasasn itu dan Tembok Berlin runtuh. Namun, secara De Jure, Jerman Barat dan Jerman Timur masih ada sebagai negara yang nantinya akan menjadi negosiasi panjang untuk mengimbangi Jerman Barat dan Jerman Timur.

Negosiasi dilakukan oleh Jerman Barat sebagai upaya menyatukan Jerman, mulanya dengan Uni Soviet, Jerman Barat akan memberikan bantuan finansial, asalkan Uni Soviet mau membantu Jerman Barat dan Jerman Timur Bersatu. awalnya Gorbachev menolak dan masih menginginkan Jerman Timur, namun Gorbachev berubah pikiran di tahun 1990, ia berpikir bahwa sekarang semua Keputusan ada di tangan Jerman Timur dan Richard von Weizscker kanselir saat itu, siap membantu Moskow dengan makanan senilai milyaran Deutsche Mark, mata uang yang sangat berharga pada saat itu. Kemudian Von meminta Gorbachev untuk mengijinkan Jerman yang bersatu untuk bergabung bersama NATO dan Gorbachev merasa keberatan, akhirnya Von menambahkan dana kepada Gorbachev dan akhirnya Jerman Bersatu pada 1990. 3 Oktober diperingati sebagai Tag der Deutschen Einheit dan dijadikan hari libur, merupakan hari penyatuan Jerman. Sudah 33 tahun Jerman Bersatu, dari kejadian itu kita melihat akhir dari era pembagian, dua saudara yang harus merubah nasibnya masing-masing dan menjadi dirinya sendiri ditanah yang sama, namun kini kedua saudara itu Bersatu Kembali dan merajut ikatannya kembali untuk tujuan yang sama.

Jerman adalah negara yang kaya akan Sejarah, budaya, seni, serta teknologi dan industri otomotifnya yang maju, juga negara dengan kualitas pendidikan yang unggul, presiden ke tiga kita yaitu Bapak B.J Habiebie pun pernah mengenyam pendidikan di sana. Terdapat Sejarah yang tidak akan lekang oleh waktu mengenai perjalanan negara adidaya satu ini, pasca kekalahan Jerman Nazi di perang dunia ke dua Jerman dipegang oleh dua blok, pertama Jerman Barat yang dipegang oleh blok barat (Amerika Serikat, Inggris, Prancis), dan Jerman Timur oleh Uni Soviet yang sekarang menjadi Rusia, Jerman benar-benar terpisah secara ideologi, wilayah, dan kepemimpinan, namun baik Jerman barat dan Jerman Timur memiliki Ibukota yang sama, Berlin yang berada di tengah himpitan wilayah Jerman Timur dikuasai separuhnya oleh Jerman Barat mengapa Jerman Barat tidak memindahkan Ibukota nya ke wilayah yang lebih spesifik di Jerman Barat?, ternyata Jerman Barat masih menginginkan Jerman utuh menjadi satu negara, Konrad Adenaeur Kanselir Jerman Barat saat itu mengatakan, jika kita memindahkan Ibukota dari Berlin ke tempat lain, usaha penyatuan Kembali Jerman akan terhambat, padahal Frankfrut digadang menjadi Ibukota Jerman Barat dengan banyaknya kelayakan sebagai Ibukota namun, pada alahirnya Kota Bonn dipilih menjadi Ibukota Jerman Barat namun hanya dipakai sebagai penempatan fasilitas pemerintahan federal dan Berlin tetap menjadi Ibukotanya.  

Pada 13 Agustus 1961 Gerbang Brandenberg ditutup dan dimulailah Pembangunan tembok pembatas antara Berlin Timur dan Barat, diinisiasikan oleh Walter Ulbricht Pemimpin Jerman Timur saat itu. Tembok beton setinggi 3,5 meter dibuat untuk mencegah perpindahan masif warga Jerman Timur ke Barat, sebelumnya warga Jerman Barat dan Timur bebas berpergian dan Berlin menjadi Kawasan netral hingga Pembangunan tembok itu terjadi. Pada 15 Agustus 1961 Konrad Schumann yang berasal dari Jerman Timur menerebos tembok Berlin yang sedang dibangun, seketika polisi Jerman Barat mengamankannya, setelahnya upaya untuk melarikan diri dari Jerman Timur terus terjadi, ada yang berusaha menggali lubang, melompat dari tembok, mencuri tank, menggunakan zeepelin, bahkan menggunakan balon udara. Orang yang membelot ke Jerman Barat disebut Republikflucht atau “Si paling republik” dalam Bahasa Indonesia. Hidup di Jerman barat dirasa menjanjikan untuk warga Jerman Timur, banyak orang orang dengan kemampuan baik yang membelot ke Jerman Barat untuk hidup yang lebih baik dibandingkan di negara asalnya terlebih Amerika Serikat membuat program Marshall Plan, program Pembangunan Kembali Eropa pascaperang dan otomatis membangkitkan Kembali Jerman sebangai negara industri utama Eropa. Sementara, Uni Soviet banyak membongkat infrastruktur yang ada di Jerman Timur dan meminta biaya reparasi mengakibatkan ekonomi menjadi sulit berkembang, perbedaan ini yang menjadikan Jerman Barat dan Jerman Timur memiliki Nasib yang berbeda, walaupun Jerman Timur merupakan negara dengan GDP terbesar di antaran negara-negara satelit Uni Soviet, masih kalah jauh dengan GDP Jerman Barat.  

Kemunduran Uni Soviet pada dekade 80-an membuat Mikhail Gorbachev melakukan reformasi karena salah satu alasannya seperti disinggung sebelumnya Jerman Barat lebih unggul dari Jerman Timur meskipun Jerman Timur lebih unggul dari negara-negara satelit Uni Soviet lainnya ini yang pada akhirnya memberikan harapan kepada negara-negara satelit Uni Soviet untuk memajukan perekonomian negaranya, namun,bpada akhirnya banyak negara-negara satelitnya yang memerdekakan diri dan puncaknya pada awal decade 90-an.  Pada saat itu Erich Honecker Pemimpin Jerman Timur sangat keras dengan para pembelot, akan menembak siapa pun yang mencoba kabur dari Jerman Timur, namun tindakkannya ini tidak disukai Mikhail Gorbachev dan menarik dukungannya kepada Erich Honecker. Károly Grósz Presiden Hungaria saat itu membolehkan negaranya menjadi jalur untuk warga Jerman Timur yang ingin pergi ke Jerman Barat dan menjadi tekanan besar bagi Erich Honecker dan juga rakyat yang sudah tidak percaya padanya, ditambah kabar Gorbavhev tidak suka kepadanya memperparah keadaan dirinya di Masyarakat. Pada Oktober 1989 Erich Honecker  mundur dari kursi kepemimpinannya yang juga memberikan harapan pada masa depan Jerman yang Bersatu yang kemudian pemimpin selanjutnya Jerman Timur Egon Krenz yang merasa bahwa perbatassan seperti itu sudah tidak relavan dan mencari kebijakan lain untuk itu yang dimaksudkan untuk menguntungkan kedua negara terutama Jerman Timur dengan cara memperbolehkan warga Jerman Timur berpergian ke Jerman Barat menggunakan paspor dan visa, aturan ini akan diimplementasikan pada 10 November 1989 namun warga Berlin Timur Mengira perbatasan sudah dibuka pada Tengah malam dikarenakan pengumumam aturan baru ini sudah diumumkan sehari sebelumnya yang mana para penjaga menjadi kewalahan dan membiarkan warga yang antusias dengan kabar tersebut, warga Berlin Timur pun melewati perbatasasn itu dan Tembok Berlin runtuh. Namun, secara De Jure, Jerman Barat dan Jerman Timur masih ada sebagai negara yang nantinya akan menjadi negosiasi panjang untuk mengimbangi Jerman Barat dan Jerman Timur.

Negosiasi dilakukan oleh Jerman Barat sebagai upaya menyatukan Jerman, mulanya dengan Uni Soviet, Jerman Barat akan memberikan bantuan finansial, asalkan Uni Soviet mau membantu Jerman Barat dan Jerman Timur Bersatu. awalnya Gorbachev menolak dan masih menginginkan Jerman Timur, namun Gorbachev berubah pikiran pada tahun 1990, dia berpikir bahwa sekarang semua Keputusan ada di tangan Jerman Timur dan Richard von Weizsäcker kanselir saat itu, siap membantu Moskow dengan makanan senilai milyaran Deutsche Mark, mata uang yang sangat berharga pada saat itu. Kemudian Von meminta Gorbachev untuk mengijinkan Jerman yang bersatu untuk bergabung bersama NATO dan Gorbachev merasa keberatan, akhirnya Von menambahkan dana kepada Gorbachev dan akhirnya Jerman Bersatu pada 1990. 3 Oktober diperingati sebagai Tag der Deutschen Einheit dan dijadikan hari libur, merupakan hari penyatuan Jerman. Sudah 33 tahun Jerman Bersatu, dari kejadian itu kita melihat akhir dari era pembagian, dua saudara yang harus meng ubah nasibnya masing-masing dan menjadi dirinya sendiri ditanah yang sama, namun kini kedua saudara itu Bersatu Kembali dan merajut ikatannya kebali untuk tujuan yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline