Lihat ke Halaman Asli

Karakteristik Jurnalisme Multimedia

Diperbarui: 14 September 2017   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Perkembangan teknologi informasi serta merta membuat cara memproduksi berita berubah drastis. Hal ini secara tidak langsung menuntut wartawan untuk peka dan mengikuti perkembangan zaman. Dengan kata lain, wartawan tidak hanya sekedar bisa menulis berita, memotret atau membuat berita video saja. Namun, seorang wartawan dituntut untuk bisa melakukan berbagai tugas sekaligus, serta harus memahami karakter calon pembacanya seperti apa.

Wartawan-wartawan di Indonesia tentu saja sudah menyadari hadirnya jurnalisme multimedia, hanya saja pasti ada hambatan dalam menghadapinya. Salah satunya adalah proses adaptasi. Mengubah pola pikir seseorang memang merupakan hal yang tidak mudah. Pada seorang wartawan media konvensional yang sudah terbiasa hanya berfokus pada produksi masing-masing, misalnya tulisan saja, audio saja atau video saja, saat ini harus mampu menguasai ketiganya.

Meskipun cara memproduksi berita saat ini sudah berubah dan medium yang digunakan pun sudah berubah, namun jurnalisme memiliki tujuan yang tidak akan berubah, yaitu melayani kepentingan bersama. Wartawan era multimedia, tentu tidak boleh mengabaikan etika jurnalistik dan prinsip dasar jurnalistik. Dengan demikian, hal ini tidak akan menyesatkan opini publik dan new media benar-benar dapat bermanfaat bagi kepentingan publik.

Berikut ini beberapa elemen dalam jurnalistik:

  • Foto: medium yang menampilkan sebuah objek yang ditangkap oleh kamera baik digital maupun analog.
  • Video: medium yang menampilkan unsur suara dan gambar bergerak.
  • Audio: medium yang menampilkan rangkaian suara tanpa gambar.
  • Infografik: medium yang menampilkan visualisasi data, informasi dan pengetahuan yang terdiri dari teks, simbol dan gambar dalam bentuk yang mudah dipahami.

Adapun karakteristik yang dimiliki oleh jurnalisme multimedia, sebagai berikut:

  • Unlimited Space
    Dalam jurnalisme multimedia, ruang bukanlah suatu masalah. Maksudnya, tidak ada sekat-sekat yang diberikan dalam menyampaikan suatu informasi / berita. Artinya, halaman (page) sebuah informasi / berita tidak terbatas, begitu pula dengan jumlah kata. Sehingga sebuah informasi / berita dapat dibuat dan disampaikan sepanjang dan selengkap mungkin untuk memenuhi kebutuhan informasi bersama.
  • Audience Control
    Jurnalisme multimedia memungkinkan audience (pembaca, pendengar, penonton) lebih leluasa dalam memilih informasi / berita, sesuai dengan keinginan atau kebutuhan. Dengan demikian, audience dapat terlibat langsung untuk menentukan urutan informasi / berita, satu topik ke topik lainnya atau kembali ke hari-bulan-tahun sebelumnya, sesuai dengan keinginan masing-masing audience.
  • Non-Lienarity
    Dalam jurnalisme multimedia, informasi / berita yang disajikan bersifat independen. Audience tidak harus membaca seluruh rangkaian berita secara berurutan untuk dapat memahami isi berita.
  • Storage and Retrieval
    Jurnalisme multimedia sangat memungkinkan karya para jurnalis tersimpan secara "abadi", sehingga audience dapat dengan mudah mengakses kembali kapanpun informasi / berita tersebut.
  • Immediacy
    Dalam jurnalisme multimedia, audience dapat langsung mengakses informasi / berita apa saja yang baru di upload dan dapat diakses langsung oleh penggunanya tanpa perantara. Penyampaian informasi / berita kepada audience lebih cepat dibandingkan dengan media konvensional yang harus melalui beberapa proses terlebih dulu.  
  • Multimedia Capability
    Jurnalisme multimedia memungkinkan jurnalis menggunakan berbagai cara dalam penyajian informasi / berita. Dapat disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, video atau elemen lainnya sekaligus.
  • Interactivity
    Dalam jurnalisme multimedia, audience tidak hanya menerima informasi / berita yang disajikan oleh jurnalis. Namun, audience dapat berinteraksi langsung (menanggapi), seperti melalui kolom komentar atau sosial media.

Sumber:

Iskandar, D. S dan Rini L. (2016). Mitos Jurnalisme. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET

Adzkia, A.R.S. (2015). Praktik Multimedia dalam Jurnalisme Online di Indonesia (Kajian praktik wartawan multimedia di cnnindonesia.com, rappler.com, dan tribunneivs.com).Jurnal komunikasi, ISSN 1907-89 8X Volume 10, Nomor 1, Oktober 2015




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline