Lihat ke Halaman Asli

Pengembangan Usaha Peternakan Ayam melalui Digital Marketing

Diperbarui: 30 Agustus 2021   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

KKN Back to Village (BTV) III merupakan program yang diadakan oleh LP2M Univesitas Jember sebagai wadah atau tempat pengabdian mahasiswa/i terhadap masyarakat asal daerah masing-masing. KKN ini telah dilakukan 2 kali sebelumnya selama masa Pandemi Covid-19 ini. 

Program KKN Back to Village (BTV) III ini merupakan jalur alternatif pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang ditempuh oleh LP2M selama masa pandemi. Berbeda dengan KKN sebelumnya, program KKN BTV III ini dilaksanakan di desa tempat tinggal masing-masing mahasiswa sebagai upaya mendukung kebijakan pemerintah dalam penanggulangan serta pemutusan rantai Covid-19.

KKN Back To Village ( BTV) III kali ini Universitas Jember  memberikan pilihan beberapa tema antara lain yaitu program pemberdayaan wirausaha masyarakat terdampak Covid-19, program literasi masyarakat saat pandemic Covid-19, program kemanusiaan penanganan stunting AKI dan AKB, program pemberdayaan BUMDES / Jaring pengaman sosial desa dalam penanganan Covid-19, serta program inovasi tekhnologi dan informasi dalam penanganan Covid-19. 

Penulis memilih tema Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 karena sesuai dengan keadaan yang terjadi di lingkungan penulis dan kompetensi yang dimiliki. 

Penulis ingin mengembangkan strategi pemasaran usaha Peternakan Ayam berbasis digital karena banyak sekali usaha masyarakat yang terkena dampak Covid-19 terlebih setelah diberlakukannya PPKM ini. Desa yang menjadi sasaran saya yaitu Desa Patalan, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo.

Desa Patalan merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo yang terdiri dari 6 dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Dawuhan, Dusun Sungai Tengah, Dusun Wangkit, Dusun Posong, dan Dusun Bito'an. Berdasarkan RPJM tahun 2015 sebagian besar warga Desa Patalan bekerja sebagai Peternak sebanyak 2.000 orang dengan proporsi 1905 peternak laki-laki dan 18 peternak wanita. 

Salah satu usaha yang membuat penulis tertarik untuk dijadikan sebagai sasaran KKN yaitu UMKM "Agen Telur Bu Sun". Usaha ini mulai digelutinya sejak Juni 2020 bersama dengan suaminya yaitu Bapak Dawud.

Agen Telur Bu Sun ini menjual 2 jenis telur yaitu telur yang berwarna kecoklatan dan telur yang berawarna krem menuju ke putih. Perbedaannya, telur yang memiliki cangkang berwarna coklat memiliki daya tahan simpan maksimal 15-20 hari dan cangkangnya lebih tebal sehingga tidak gampang pecah/retak jika bergesekan dengan telur yang lain, namun jika telur yang berwarna krem menuju ke putih memiliki cangkang yang tipis dan mudah rapuh serta daya tahan simpannya hanya bertahan sekitar 10 harian saja karena telur ini dihasilkan oleh ayam yang sudah memasuki usia 3 tahunan sehingga telur yang dihasilkan kualitasnya sudah menurun.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan, kebanyakan pelaku UMKM menyatakan bahwa pendapatannya selama pandemi ini berkurang. Terlebih lagi dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Salah satunya yaitu Toko Agen Telur Bu Sun. Toko ini beralamat di Jalan Raya Sukapura No 19 dan baru merintis usahanya sejak Juni 2020. 

Setelah saya melakukan wawancara bersama Bu Sun dan suaminya, Bapak Dawud ternyata  mereka penjualannya hanya sebatas face to face saja atau dengan kata lain hanya melayani pembelian langsung di daerah dekat toko-toko saja. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan KKN Back To Village (BTV) ini, Penulis menyusun program kerja yang akan dilakukan selama 30 hari dan menyampaikannya kepada Mitra sasaran untuk meminta konfirmasi persetujuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline