Lihat ke Halaman Asli

Harapan di Balik Penderitaan

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Assalamualaikum Wr. Wb.
Perkenalkan Nama Ananda PAISAL RISAL, tinggal di Langnga yaitu desa kecil daerah kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Ananda lahir pada tanggal 23-November-1995, oleh pasangan Risal denagan Halawiya

Sore itu saya sedang duduk bersimpuh di pesisir pantai sambil memandangi indahnya langit sore, namun keindahan tidak menghampiri kehidupan saya yang penuh dengan cobaan dan penderitaan, tetapi saya yakin semua akan indah pada waktu nya. Sorepun berganti malam, langit yang cerah kini menjadi gelap saya bergegas pulang kerumah setelah itu saya ke mesjid untuk menunaikan ibadah sholat, sesudah sholat saya termenung memikirkan sesuatu yang menjanggal pikiran ku selama ini, apakah saya bisa berguna bagi ke dua orang tua saya yang banting tulan menyekolah kan dan menafkahiku, apakah mereka pahlawan ataukah meraka itu malaikat yang di utus oleh Allah buat ananda.

Setelah berita kelulusan, saya berfikir panjang , apakah saya melanjutkan pendidikan ataukah ananda membantu ke dua orang tua ananda. Sesampai di rumah ananda bertanya kepada orang tua saya, ”ibu apakah ananda boleh melanjutkan pendidikan ananda kejenjang yang lebih tinggi”, ibu menjawab “nak kalau kamu kuliah kita mau ambil uang dimanakarena untuk kuliah perlu biaya yang tidak sedikit, sedangkan pendapatan kita saja hanya cukup buat makan kita sehari-hari” ujarnya.
setelah mendengar jawaban dari ibu saya saya makin pusing apakah saya harus bekerja atau kuliah, betul juga yang di katakana ibu, namun kalau bekerja, sekolah saya selama 3 tahun di smk 1 pinrang sia-sia, saya jadi tambah pusing memikirkan semua ini apakah saya harus kuliah tetapi biaya kuliah sangat mahal, saya merasa dunia ini tidak adil, munkinkah pendidikan tinggi hanya untuk orang-orang kaya dan yang mampu, atau kah hanya orangterpandang yang memiliki pendidikan tinggi, saya pun berfikir bahwa apakah ada perguruaan tinggi yang berkualitas tetapi tidak terlalu memerlukan biaya yang tinggi. Setelah lama saya mencari informasi, akhirnya ada teman saya yang mengusulkan bahwa di pare-pare ada perguruan tinggi yang tidak terlalu memerlukan biaya yaitu STAIN Pare-pare.

Keesokan harinya saya pun memberitahu kedua orang tua saya tentang STAIN pare-pare. Mereka pun setuju tetapi dengan syarat saya harus bekerja sambil kuliah, itupun saya turuti meski sampai sekarang ini belum ada pekerjaan yang saya dapat. Harapan kedua oaring tua saya bahwa ananda kuliah agar bisa mengubah kehidupan kita menjadi yang lebih baik.. AMINNNN..

Besoknya, saya bersama teman pun pergi mendaftar di STAIN Pare-pare dengan harapan kita dapat di terima diperguruan ini, setelah beberapa hari kemudian tibalah pengumuman kelulusan, hati ini berdebar dan pikiran saya hanya ada kata-kata ”saya harus lulus”, kaki ini melangkah dengan sendirinya pergi kedepan papan pengumuman dan akhirnya saya sangat bersyukur karena nama PAISAL RISAL di nyatakan lulus di jurusan Dakwah dan Komnikasi dengan prodi Komunikasi Penyiaran Islam. Namun kebahagiaan itu terdapat sedikit kekecewaan di karenakan teman saya tidak lulus. Seketika itu saya memberinnya motivasi bahwa munkin ini bukan tempat yang direncanakan Allah buat mu, jadi jangan pernah menyerah jadikan lah kegagalan ini sebagai lankah awal untuk menuju kesuksesan…
Terima kasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum…….

MANUSIA PENDERITAAN, DAN HARAPAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline