Lihat ke Halaman Asli

Frimalangram

Konten Kreator

Hubungan Keluarga Besar Merenggang dan Bahkan Tidak Saling Mengenal: Pilihan Keluarga Perantau yang Tidak Mudik

Diperbarui: 2 Mei 2024   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Telah menjadi tradisi bagi masyarakat indonesia, terutama yang beragama Islam, untuk melakukan kegiatan mudik ketika mereka akan bertemu dengan hari raya idhul fitri setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan. Mudik merupakan tradisi umum yang telah lama dilakukan oleh masyarakat indonesia dengan bersama-sama berpulang menuju kampung halaman ataupun rumah orang tua yang mereka tinggalkan bagi para perantau. 

Dengan berpulang kerumah orang tua maupun sanak saudara, mereka dapat kembali berkumpul dengan keluarga besar yang mereka rindukan. tentunya ini merupakan momen hangat tersendiri bagi mereka yang telah merantau dikota dan tinggal jauh dari orang tua maupun saudara. 

Sebagian besar orang akan selalu menantikan momen mudik ini sebagai momen yang sangat membahagiakan. Betapa bahagianya seorang anak yang kembali bertemu orang tua mereka yang telah tampak menua, serta betapa terharunya seorang orang tua yang melihat anaknya yang pulang membawa cucu mereka. Hal ini menjadi keindahan tersendiri bagi masyarakat indonesia yang selalu mereka abadikan setiap tahunnya.

Namun rupanya tidak sedikit bagi mereka yang tidak lagi merasakan kehangatan tersebut. tidak sedikit bagi perantau mulai menganggap bahwa mudik hanyalah rutinitas atau formalitas tahunan. bahkan ada yang merasa cukup dengan hanya berkumpul dengan keluarga barunya yang telah ia bentuk semenjak menikah dan memiliki anak. 

beberapa dari mereka yang merasakan hal ini adalah orang-orang yang memang sejak dulu tidak terlalu dekat dengan keluarganya. ada yang memang tidak terbuka dengan orang tua dan ada juga yang memang berjarak dengan saudara. dengan adanya keluarga baru yang telah mencukupi kehangatan dan ketenangan batin, membuat sebagian orang merasa tidak perlu jauh-jauh pulang kampung jika hanya untuk bermaaf-maafan ketika selesai sholad eid di hari raya. mereka akan merasa cukup dengan hanya bertelepon atau videocall. saling bermaaf-maafan dan sedikit bertukar kabar. sebagian keluarga akan memaklumi hal ini, namun sebagian yang lain akan menyayangkannya karena dengan bertemu langsung tentunya akan menciptakan suasana dan rasa yang berbeda.

perbedaan yang paling jelas yang membedakan keluarga yang senan tiasa mudik dan tidak adalah jarak dan hubungan mereka dengan saudara garis keturunan kakek dan nenek. seperti paman, bibi, maupun keponakan. bagi mereka yang senantiasa mudik disaat hari raya tentunya memiliki komunikasi yang lebih terjaga dengan sanak saudara maupun kerabat dari garis keturunan kakek maupun buyut. namun bagi mereka yang jarang mudik disaat hari raya akan tidak heran jika dengan kerabat yang memiliki kakek atau nenek yang sama tidak mengenal satu sama lain. 

fenomena ini tentunya tidak dapat dihindari mengingat seseorang akan memiliki kehidupannya masing-masing. seorang kakek dan nenek tidak dapat memaksa cucunya untuk tetap hidup dibawah naungan mereka. seorang anak yang telah memiliki keluarga sendiri tentunya tidak ingin terus menerus hidup berdampingan dengan orang tua mereka. dengan adanya hal ini tentunya akan menciptakan jarak bagi mereka yang sebenarnya masih satu keluarga yang sama. membuat adanya sebutan "keluarga besar yang masih berkumpul" semakin langka dari zaman ke zaman.

Upaya yang dapat kita lakukan adalah menjaga agar hubungan antar keluarga tetap terjaga dengan baik. tidak ada yang namanya permusuhan dan saling mengenal satu sama lain. menjaga komunikasi dan sesekali bertemu dan berkumpul. tidak ada yang lebih hangat dan lebih nyaman selain tempat dimana kamu bisa pulang. dan tidak ada tempat pulang yang lebih baik selain berkumpul dengan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline