Lihat ke Halaman Asli

FreddyIlhamsyah PA

Pensiunan staf humas bidang media PT Pertamina EP Asset I Pangkalan Susu Field era tahun 1999-2009

Mengapa Terjadi Blow Out Saat Mengebor Sumur Migas?

Diperbarui: 18 Oktober 2016   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Oleh: Freddy Ilhamsyah PA

Pendahuluan

Seperti diketahui bahwa energi fosil yang dikenal dengan sebutan minyak bumi dan/atau minyak mentah (crude oil) yang dapat diolah menjadi berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan turunannya seperti bahan kimia dari minyak bumi yang dihasilkan selama proses pemurnian di kilang minyak bumi (CDU/Crude Destilling Unit) dan hasil sampingan lainnya dari industri Petrokimia yang multi-manfaat.

Dalam tulisan ini bukan maksud penulis mau menggurui mereka yang tugasnya memang menggeluti kegiatan pemboran sumur migas dan pihak terkait lainnya, tapi penulis hanya sharing informasi mengenai Blow Out (semburan liar) yang sebenarnya tidak perlu terjadi apabila “KICK” diketahui lebih dini oleh para petugas terkait.

Seperti diketahui bahwa Blow Out adalah merupakan persoalan yang cukup serius dalam operasi pengeboran. Banyak kerugian ditimbulkan oleh Blow Out apalagi bila sempat terjadi kebakaran kalau cara penanggulangannya tidak menggunakan teknologi dan metode khusus untuk semburan liar. Jadi sudah seharusnya setiap petugas pengeboran memahami akan pengertian methode WELL CONTROL, sebagai suatu teknik penggulangan hole problem di dalam suatu pengeboran.

Pada dasarnya Well Kick dapat diatasi apabila diketahui sedini mungkin. Well Kick bisa diterjemahkan secara bebas semacam keluarnya gas kecil dari lobang bor sebagai akibat adanya keretakan di dalam formasi. Kick adalah sebuah pendahuluan sebelum blow out terjadi, seandaimya tidak secepatnya dicegah dan terkontrol maka terjadilah blow out sebenarnya yang mengerikan bila sempat terjadi kebakaran apalagi sampai menelan korban jiwa seperti ketika terjadi blow out dan kebakaran sumur migas PT-29 di struktur Paluh Tabuhan Timur.

Blow Out Sumur PPJ 48 di Struktur Pulau Panjang

Pada Jum’at, 30 September 2016 dini hari diinformasikan telah terjadi blow out (semburan liar gas) sumur PPJ 48 saat dilakukan pekerjaan EOR (enhanced oil recovery) yang merupakan suatu teknologi pengurasan minyak tingkat lanjut di sumur-sumur tua dalam wilayah kerja PT Pertamina EP Lapangan Pangkalansusu.

Ketika sedang dilakukan pemboran dengan mempergunakan Rig-1, tiba-tiba terjadi semburan liar gas (blow out) bertekanan tinggi hingga semburan melebihi menara bor (Rig).

Pada kesempatan ini penulis tidak membahas tentang blow out yang terjadi di struktur Pulau Panjang, Kecamatan Pangkalansusu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera.

Disini penulis hanya mengingatkan bahwa Blow Out (semburan liar) adalah merupakan persoalan yang cukup serius dalam operasi pengeboran sumur migas. Banyak kerugian ditimbulkan oleh Blow Out apalagi bila sempat terjadi kebakaran kalau cara penanggulangannya tidak menggunakan teknologi dan metode khusus untuk semburan liar secara baik dan benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline