Masih mengitari hari-hari sendiri
dengan pena yang diam bertinta emas
sementara disana mereka sibuk berdiskusi
berdebat hebat pada rumput membakar kabut
Tapak sesepuh masih jelas meski tergilas waktu
mengingatkan aku pada sejarahnya penuh bara
air mengalir pada sekujur kejujuran
tak mudah bersilat lidah lalu pilah kebohongan
Aku tersontak dan terjaga pada sebuah telaga
bunga tidur 24 jam mewariskan daya kharisma
budaya yang kian bernyawa tanpa rasa putus