Aku beranjak dari kursi tua itu
melirik fenomena alam penuh dalam
ada kisah-kisah saat mati lampu
ada lisan-lisan yang mungkin tak berkesan
memantik satu demi satu yang masih suntuk
Lapangan tempat aku bermain bola
masih belum terhapus apalagi pupus
lumpur-lumpur kala hujan
butir-butir air penghapus peluh
harmoninya bergelayut hanyut bersahut
Aku dibentuk dari separuh hati yang ringkih