Lihat ke Halaman Asli

"The Good Place" dan Pembicaraan Kehidupan Setelah Kematian

Diperbarui: 29 Juli 2019   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Eleanor Shellstrop (Kristen Bell) hanyalah seorang sales yang menjual produk kesehatan palsu demi menyambung hidupnya. Ia egois, suka berserapah, dan galak kepada aktivis lingkungan hidup yang membagikan brosur di depan supermarket. 

Suatu hari ia mengalami kecelakaan dan terbangun di sebuah ruang tunggu. 'Welcome! Everything is fine.', sebuah tulisan di dinding depannya berkata. Keluar dari sebuah ruangan, Michael (Ted Danson), menyambut Eleanor dengan senyuman. 

"Selamat, anda sedang berada di The Good Place," katanya. Michael memberikan tur sembari menjelaskan bahwa berkat segala kebaikannya di dunia, Eleanor sekarang dapat menikmati keabadian di surga, lengkap dengan rumah kecil serta belahan jiwanya, Chidi Anagonye (William Jackson Harper), seorang profesor moral dan etik. 

Eleanor bertetangga dengan Tahani Al-Jamil (Jameela Jamil), seorang filantropis dari high society dan pasangannya Jianyu Li/Jason Mendoza (Manny Jacinto), seorang rahib yang bersumpah untuk tidak berbicara. Janet (D'Arcy Carden), sebagai robot asisten Michael, akan memenuhi segala kebutuhan mereka di sana. 

Semua baik saja, sampai Michael meninggalkan Eleanor dan Chidi di rumahnya. Eleanor dengan panik menjelaskan kepada Chidi bahwa Michael telah membuat kesalahan.

Eleanor bukanlah seorang kriminal. Tapi ia juga bukan orang budiman selama hidupnya. Mengetahui Chidi adalah pribadi yang sangat menjunjung tinggi moral, ia meminta Chidi untuk mengajarinya menjadi orang baik, memantaskan diri untuk bisa benar-benar tinggal di surga. 

The Good Place merupakan sebuah serial yang mengambil setting di kehidupan afterlife, tapi serial ini sama sekali tidak membicarakan mengenai tuhan maupun agama. Malah, The Good Place mengambil sudut pandang moral dan etika dalam kehidupan bersesama demi mencapai kedamaian abadi. 

Meski nyatanya, Eleanor, Chidi, Tahani, dan Jason tidak betul-betul masuk surga dan Michael hanyalah iblis yang mendesain segala skenario untuk menyiksa empat manusia itu. Eleanor dengan keegoisannya, Chidi dengan ketidaktegasannya, Tahani dengan motivasinya yang korup, serta Jason dengan kebodohannya. 

Sebagai tim, perjalanan mereka mencapai tempat yang layak di surga patut disimak. Bahkan Michael, seorang iblis yang bertugas menyiksa mereka, malah berbalik mendukung perkembangan keempat manusia itu.

Pada season dua, Michael bertanya kepada Eleanor, "What do we owe to each other?", sebagai sebuah pertanyaan yang benar-benar menggambarkan serial ini. 

Apa balasan kita terhadap sesama? The Good Place menyisipkan aspek teologi, moral, dan etik dalam setiap humornya. Bagaimana setiap karakter saling membantu, berusaha menjadi orang yang lebih baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline