Lihat ke Halaman Asli

Freya EsiaCarmesa

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi

Pangan untuk Semua, Gizi untuk Siapa?

Diperbarui: 13 Oktober 2024   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pilar ketahanan pangan di Indonesia merupakan aspek-aspek yang harus dijaga dan diperhatikan, karena menyangkut keberlangsungan pemuasan ketahanan pangan seluruh masyarakat Indonesia. Pilar ketahanan pangan di Indonesia mengacu pada 3 hal, yakni Ketersediaan Pangan, Aksesibilitas Pangan, dan Pemanfaatan Pangan. Ketiganya saling berkaitan, dan tentunya sangat penting untuk menunjang keberhasilan upaya menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Sebagai penerapannya, pemerintah telah melakukan berbagai strategi, di antaranya membuat kebijakan dan program khusus untuk memperkuat pilar ketahanan pangan tersebut. 

Pada kali ini, mari kita bahas mengenai aspek ketiga, yaitu Pemanfaatan Pangan. Usaha mempertahankan kualitas pangan dapat dilakukan dengan memerhatikan cara penyimpanan, pengolahan, dan penyiapan makanan baik dari produsen, distributor, dan konsumen. Perhitungan gizi juga harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing kategori konsumen, karena ada perbedaan yang cukup signifikan antara ibu hamil dan menyusui, orang lanjut usia, bayi hingga remaja. Pangan yang dihasilkan harus beragam dan merata, mulai dari sayuran, daging-dagingan, buah, semua harus terjamin pemanfaatannya.

Apakah pemerintah dan masyarakat telah memanfaatkan sumber pangan di Indonesia dengan baik? Nyatanya, pilar ini masih cukup sering terabaikan. Penerapan pemanfaatan pangan yang ideal di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan besar. Padahal, pangan menjadi kebutuhan pokok yang bukan hanya harus tersedia setiap saat, akan tetapi perlu dipastikan juga kualitas, keamanan, gizi, dan daya belinya. 

Tantangan pemanfaatan pangan yang menjadi fokus utama yaitu edukasi gizi kepada masyarakat yang masih terbatas. Banyak sekali masyarakat, khususnya di daerah pedesaan yang aksesnya masih sulit, masih belum paham mengenai kebutuhan gizi dan nutrisi seimbang. Mereka cenderung lebih memilih untuk mengonsumsi makanan yang mudah dijangkau dan dapat mengenyangkan, jarang sekali masyarakat yang melihat kandungan gizi dan nutrisi dari pangan yang mereka konsumsi. Akibatnya, banyak masyarakat terjangkit masalah kesehatan seperti malnutrisi dan obesitas. Studi dari Arifin et al. (2020) menemukan bahwa kesadaran masyarakat pedesaan tentang pola makan sehat masih rendah, menyebabkan prevalensi stunting dan anemia yang tinggi.

Selain edukasi yang masih kurang, hasil pangan yang berkualitas dan penuh gizi juga belum bisa dilakukan secara maksimal. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya melimpah, namun bagaimana jika ternyata masyarakatnya sendiri masih banyak yang kesulitan mendapatkan kualitas pangan yang baik? 

Meskipun pemerintah telah menerapkan strategi yang cukup baik dalam menjaga kualitas pangan, seperti mengeluarkan kebijakan dan program penyuluhan, bahkan melakukan penetapan standar kualitas dan sertifikasi untuk produk pangan, akan tetapi masih tedapat beberapa tantangan yang perlu dijadikan bahan evaluasi bagi pemerintah, di antaranya :

  1. Perubahan Iklim yang mengakibatkan fluktuasi cuaca yang ekstrem, seperti banjir dan kekeringan.

  2. Keterbatasan lahan pertanian yang subur dan terbatasnya air irigasi.

  3. Penerapan Teknologi yang Lambat, terutama bagi produsen rumahan.

  4. Infrastruktur yang tidak memadai, seperti jalan transportasi dan fasilitas penyimpanan, menghambat distribusi pangan berkualitas dari produsen ke konsumen.

  5. Tingginya risiko pencemaran pangan akibat penggunaan pestisida dan bahan kimia yang tidak sesuai standar, serta praktik penanganan pangan yang buruk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline