Lihat ke Halaman Asli

Freya

Mahasiswi

Sinkretisme dalam Agama Kristen

Diperbarui: 31 Oktober 2021   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Secara umum sinkretisme berasal dari kata yunani "synkretismos" yang artinya persatuan, perpaduan atau penggabungan. Sinkretisme adalah penggabungan dua aliran yang berbeda untuk mendapatkan suatu kepercayaan yang baru. Dalam proses penggabungan, kedua kepercayaan mengambil elemen-elemen penting satu sama lain seperti nama Tuhan, ritual, budaya, atau Kebiasaan yang terkandung dan membentuk suatu perpaduan konsep kepercayaan baru. Sinkritisme merupakan satu bentuk usaha untuk menyatukan unsur-unsur bertentangan yang menimbulkan konflik (Gehman, 2001). 

Tippet (dikutip oleh Yamamori, 1975) mendefinisikan sinkretisme sebagai "kombinasi dari dua kekuatan, kepercayaan, sistem, atau prinsip yang berlawanan sehingga bentuk yang bersatu adalah hal yang baru, bukan satu maupun yang lain".Dalam alkitab, sinkretisme sangat ditentang, baik di Kitab Perjanjian Lama maupun di Kitab Perjanjian Baru. Dalam Kekristenan awal, salah satu sinkretisme yaitu filsuf-filsuf yang mencoba menggabungkan filsafat barat dengan agama timur. 

Hal itu dikenal dengan sebutan Gnostitisme. Gnostisisme berasal dari kata yunani "gnosis" yang artinya mengetahui. Sebutan penganut gnostisisme adalah gnostik. Disebutkan bahwa Gnostik memiliki pengetahuan yang lebih tinggi, tidak diperoleh dari Alkitab tetapi melalui alam mistik lain yang lebih tinggi. Gnostisisme mendukung dualisme roh dan materi. Gnostik percaya bahwa materi itu pada dasarnya jahat dan roh itu baik. Alhasil, Gnostik percaya bahwa segala hal yang dilakukan dengan tubuh, dosa yang paling keji sekalipun, tak akan ada artinya sebab hidup yang sejati hanya didapati dalam dunia roh belaka.

Salah satu bentuk sinkretisme dalam agama kristen di Indonesia adalah pencampuran kepercayaan lokal di pulau jawa dengan agama Kristen secara diam-diam saat awal pertengahan abad ke-19. Penyebaran agama Kristen di pulau jawa pada masa hindia belanda bisa dikatakan cukup terlambat. Para misionaris menyebarkan agama Kristen secara sembunyi tanpa memberi tahu bahwa ilmu yang diajarkan adalah agama Kristen.

 Hal ini disebut dengan "elmu anyar" yang artinya ilmu baru. Sebenarnya orang sunda telah mengenal elmu, yakni suatu perihal yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya mistis. Elmu merupakan suatu bentuk sinkretisme karena memiliki campuran satu keyakinan dengan keyakinan lainnya. Dalam pengajaran elmu diajarkan bermacam bentuk mantra yang didalamnya terdapat bahasa sunda yang disebut juga dengan rapal atau jampe.

Sinkretisme dalam agama Kristen akan selalu ditolak. Seperti yang disebutkan dalam Firman Tuhan agar Firman Allah tidak ditambah maupun dikurangi sebagaimana didalam kitab tertulis (Why. 22:18). Demikian ajaran Kristen harus selalu disebar tanpa adanya campuran kepercayaan lain yang dapat menyebabkan terjadinya sinkretisme, yang mampu berakibat menghilangkan kesucian ajaran agama Kristen. Sinkretisme harus lebih diwaspadai, karena sinkretisme membiasakan campuran unsur-unsur agama dan budaya yang berbeda bahkan unsur yang menentang Firman Tuhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline