"Hal itu bisa jadi hanya halusinasi Mba Putri atau...mungkin Mba Putri sudah masuk ke dimensi lain."
Sebenarnya Putri masih kurang puas dengan penjelasan Pak Ustadz. Hingga Pak Ustadz berpamitan pulang, Putri masih saja memikirkan soal itu, dia duduk terdiam di kursi tamu sehingga bapaknya kemudian menegurnya
"Hei, jangan melamun saja, nanti kesambet setan beneran lho."
Putri tersentak dan menoleh
"Ah, Bapak, aku nggak melamun, aku cuma memikirkan kejadian kemarin. Semuanya berjalan begitu cepat, aku dengan mudah bisa berpindah dari satu dimensi ke dimensi yang lain. Ketika aku sedang kebingungan karena tersesat di dimensi lain, seorang pemuda tiba-tiba datang menolongku keluar dari tempat itu. Ah, tapi aku lupa tanya siapa namanya."
Putri baru menyadari, karena panik dan ketakutan, dia sampai lupa menanyakan nama pemuda itu.
"Kalau Bapak pernah dengar dari pengalaman teman, orang yang dengan mudah berpindah dari satu dimensi ke dimensi yang lain adalah orang yang memiliki weton Tulang Wangi. Coba cek wetonmu, siapa tahu kamu termasuk weton itu," kata bapaknya.
"Aku ini bukan anak indigo atau pakar spiritual, tapi mengapa tiba-tiba saja aku memiliki kemampuan berpindah alam dengan cepat? Ah, aku kok malah jadi takut ya kalau punya kemampuan begini," keluh Putri.
Mereka berdua terdiam, sibuk menganalisia fenomena yang dialami Putri. Tak lama kemudian suara bapaknya memecah keheningan.
"Semua ini terjadi setelah kamu nabrak ibu-ibu di depan kantor. Bapak yakin semua itu terjadi bukan sekedar kebetulan. Sadar atau tidak sadar, ibu-ibu yang menabrakmu itu pasti juga ada yang menggerakan. Mungkin kata Pak Ustadz tadi ada benarnya, ada pesan yang ingin disampaikan. Jadi kamu harus mencari ibu-ibu itu, nanti kamu akan mendapat jawabannya."