Lihat ke Halaman Asli

Fresilia Putri Irene

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lagi-lagi Bertingkah, Keanu Agl Menyinggung Kebudayaan Melayu Riau!

Diperbarui: 8 Desember 2021   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cr : Klarifikasi Keanu Agl (detik.com)

Di era globalisasi yang sangat tinggi ini, aspek multimedia menjadi sarana yang sangat tepat untuk melakukan komunikasi. Munculnya globalisasi dan New Media ini menyebabkan transparansi, contohnya hampir tidak ada batasan ruang dan waktu. 

Selain itu, sifat global internet membuat akses untuk memperoleh informasi sangat mudah. Internet juga meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berkumpul dan berpendapat secara bebas, sehingga terkadang kebebasan itu dapat mengancam sebuah pemerintahan yang bercirikan otokrasi. 

Terakhir, internet memiliki kelebihan dalam kecepatan, yang memungkinkan sebuah informasi dapat berkembang dan menyebar secara masif (Ilmar, Efriza, & Indrawan, 2020 h. 2). 

Semakin bebasnya perkembangan New Media tentu membawa dampak yang sangat besar pada kita yaitu untuk bebas mengekspor internet tanpa adanya batasan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Bukan hanya sisi negatifnya saja, banyak yang dapat kita lakukan menggunakan internet contohnya ketika kita ingin mengekspos sesuatu hal yang menurut kita itu melanggar hak-hak yang ada, kita bisa sangat mudah mengekspos hal tersebut. seperti yang dikemukakan oleh McQuail (2000:127) menyatakan bahwa media baru atau New Media dikelompokkan menjadi empat kategori. 

Pertama, media komunikasi interpersonal yang terdiri dari telepon, handphone, e-mail. kedua, media bermain interaktif seperti komputer, videogame, permainan dalam internet. Ketiga, media pencarian informasi yang berupa portal/search engine. Keempat, media partisipasi kolektif seperti penggunaan internet untuk berbagi dan pertukaran informasi, pendapatan, pengalaman, dan menjalin sebuah hubungan melalui komputer di mana penggunaannya tidak semata-mata untuk alat saja namun juga  dapat menimbulkan afeksi dan emosional. 

Salah satu berita yang sempat booming pada awal tahun lalu tepatnya bulan april menyangkut selebgram tanah air yaitu Keanu Agl. Keanu terjerat kasus tentang pakaiannya yang kontroversi yaitu dia memadukan pakaian adat Tanjak dari Riau dengan bawahannya hot pants. 

Perpaduan pakaian tersebut tentu menarik perhatian banyak orang terlebih lagi dari tokoh Melayu Riau. Bukan baju dan tanjak yang menjadi sorotan masyarakat, melainkan celana pendek Keanu yang dinilai merendahkan dan tak sesuai dengan penggunaannya hingga dinilai merendahkan adat Melayu Riau. Kasus Keanu ini sangat viral dan diberitakan hampir di seluruh media seperti youtube, instagram, tiktok, dan juga sempat trending topic di twitter. 

Salah satu kritik yang disampaikan oleh putra asli Riau yang merupakan dosen di Universitas Riau, Zulwisman. Beliau adalah pria yang akrab disapa Bang Zul itu menyebut pemakaian tanjak oleh Keanu tidak sesuai dan merendahkan martabat melayu Riau. 

Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa sebenarnya tanjak digunakan bukan hanya sebagai gaya saja tetapi dipakai oleh anak Melayu Riau untuk menunjukkan jati diri, anak Melayu Riau menggunakan baju tanjak ini sesuai dengan adat istiadat dan ajaran agamanya bukan seperti yang digunakan oleh Keanu itu. Akhirnya Keanu melakukan sebuah klarifikasi di mana ia mengatakan bahwa dia tidak mengetahui bahwa harus memakai baju tanjak tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline