Aku terhimpit tak karuan dalam amukan massa tak kunjung henti.
Suara-suara sumbang, silih berganti bak kodok malam menyanyi indah di malam hari, di pinggiran kolam yang keruh airnya.
Terdengar, mereka menyanyi indah, bersahut-sahutan, berpesta pora, di balik pekatnya malam. Semoga ini, bukanlah kesukaan zaman ini, yang bermain indah di balik layar yang gelap.
Ah!!! Sudahlah!!! Akan kubersihkan kolam dan air yang keruh itu esok harinya, biar kodok-kodok malam itu merasa tak pantas bercengkrama malam.
Akan kuletakkan, sebatang lilin bernyala di pinggiran kolam itu, malam berikutnya. Biar mereka malu, kalau-kalau apa yang mereka lakukan, perlahan-lahan terungkap.
Betun, 20/04/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H