Lihat ke Halaman Asli

Yudel Neno

Penenun Huruf

Puisi | Tikarku yang Sederhana

Diperbarui: 20 Oktober 2019   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: tokopedia.com

Seusai pulang dari kebun, ayahku membaringkan diri pada sebuah tikar tipis berlapis abu. Ayahku capek karena seharian membanting tulang. Lagian ibuku sebelum berbaring pada sebuah balai-balai tua, doa-doanya menikam dalam demi tanah yang subur, garapan ayahku.

Pada tikar tipis itu, tergeletak tubuh sang ayah. Aku menelusuri arti dan makna. Mungkin ayahku capek tetapi sebetulnya tubuh ayahku merangkai makna tentang apa arti tetap sederhana di balik bekerja keras.

Ibuku pun sama. Ia hanya menempatkan dirinya pada tempat yang berbeda namun tetap dalam kesederhanaan yang sama.

Aku jatuh cinta pada pikiran sederhana yang membahasa lewat tubuh ayah dan ibuku.

Aku mencintaimu, ayahku, ibuku, tikarku dan balai-balai ku yang sederhana

Lolobot, 20/10/19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline