Lihat ke Halaman Asli

Yudel Neno

Penenun Huruf

Keterpilihan Bunda Maria Sebagai Spirit Partisipatif Orang Muda Katolik

Diperbarui: 9 Juli 2019   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

katolisitas.org

Gereja Katolik menyadari pentingnya keterlibatan Kaum Muda dalam karya kerasulan Gereja.

Dalam Perjanjian Lama, Allah menaruh perhatian terhadap kaum muda dengan memanggil mereka menjadi Nabi Pewarta Sabda Allah. Nabi Yeremia bisa menjadi contoh, bagaimana Allah menempatkan kaum muda demi kepentingan keselamatan umat manusia. Apa yang dilakukan Nabi Yeremia ketika menyampaikan keberatannya sebagai kaum muda; Tuhan sesungguhnya aku masih muda seringkali kita temukan dalam kenyataan, malah seringkali kaum dipergunakan oleh kaum muda sebagai alasan untuk tidak aktif dalam karya kerasulan Gereja.

Di tengah kaum muda dijejali dengan berbagai persoalan, perhatian Gereja terhadap kaum muda tidak pernah luntur. Sebagian besar kaum muda sangat antusias dalam karya kerasulan Gereja. Perhatian ini nampak melalui berbagai peluang dalam Asian Youth Day (AYD), Indonesian Youth Day (IYD) dan berbagai event pastoral lainnya yang memang dikhususkan untuk partisipasi kaum muda.

Perhatian Gereja tehadap kaum muda sesungguhnya merupakan suatu panggilan mengikuti semangat kemudaan Bunda Maria dan Yesus sendiri. Maria ssbagai gadis desa waktu itu, dipilih Allah dari antara wanita-wanita lainnya. Kesederhanaan dan ketulusan Maria merupakan kunci bagi Allah untuk memilih Maria menjadi Bunda Perantara Segala Rahmat.

Panggilan Allah ini sekiranya menggerakkan setiap kaum muda untuk sadar bahwa Allah berkenan kepada kemudaan setiap umat ciptaanNya untuk melaksanakan karya kerasulan dengan penuh semangat, sederhana dan tulus.

Terutama sekali setiap kaum perlu menghayati semangat Yesus, yang dalam kepemudaanNya yang penuh rahmat, pada rentang usia 30-33 tahun, Ia sendiri mewartakan Kerajaan Allah penuh damai dan gembira.

Kaum muda tidak boleh lupa bahwa status kemudaanya merupakan rahmat yang terbari dari Allah dan karena itu sepatutnya setiap kaum muda perlu memanfaatkan peluang itu untuk ikut mewartakan kabar gembira Allah melalui keaktifan mereka dalam kegiatan-kegiatan gerejawi.

Apa yang hendak dilakukan oleh kaum muda sebagai tulang punggung Gereja, tidak boleh lupa bahwa keaktifan itu pun menuntut suatu semangat pengorbanan yang boleh dikatakan "hilang" di mata manusia tetapi berharga di mata Tuhan.

Dari antara semangat partisipasi aktif, semangat kerekanan kaum muda harus tetap diperhitungkan sebab Allah telah memerintahkan berkat bagi siapa saja apabila ia hidup bersama dengan rukun. Di tengah keaktifan, kaum muda akan membuahkan kedamaian sebagaimana Maria merasa damai dengan tawaran Allah dan Yesus merasa damai dengan umatNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline