Lihat ke Halaman Asli

Yudel Neno

Penenun Huruf

Puisi | Aku Heran

Diperbarui: 23 Maret 2019   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompasiana.com

Ingin ku daur syair lagunya Frankly Sahilatua dalam benak yang terancam punah ini. Aku ingin, Aku Heran dalam Perahu Retak terus dipekikkan tatkala dua koin mata uang menutup rapat telinga para penguasa.

Aku heran, yang salah dipertahankan. Mungkin karena pengrajinya buta warna pandang.

Aku heran, elit masa kini, hobinya polisikan masyarakat. Selain, saku mereka ingin penuh, mereka juga menanam jasad dalam harapan masyarakat.

Aku heran, heran bukan ingin bungkam tak mau maju. Aku heran, mereka lupa jejak. Sejak, garis tangan mereka pangku, langkah kaki mereka terus melewati antrian kawanan kecil.

Aku heran, mereka bertengger di atas kursi, dalam naungan sejuk buatan, merasa teduh di tengah liku jalan. Mereka aman, namun cilik-cilik di sepanjang dan seputar jalanan, diamankan dengan todongan peluru ancam di ujung gedung berwarna kuning, beratap merah hati.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline