Lihat ke Halaman Asli

Yudel Neno

Penenun Huruf

APC Para Frater KA Membedah Tema Kampanye Hitam

Diperbarui: 9 November 2018   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi

Para Frater Keuskupan Atambua dalam Forum Akademik Atambua Philosophy Club (APC) kali ini, membedah tema aktual tentang kampanye hitam (black campaign). 

Kegiatan ini dimulai tepat pukul 20.30 hingga 21.45 WITA, bertempat di ruang kelas mahasiwa semester satu, Fakultas Filsafat Unwira Kupang, Kamis, 08/11/18. 

Fr. Gusti Moensaku selaku moderator, ketika membuka forum ini, ia menandaskan bahwa kampanye hitam merupakan suatu produk dari ketakberdayaan politik yang tidak hanya mencemaskan publik melainkan merongrong keluhuran politik. 

"Praktek kampanye hitam, begitu gencarnya dilakukan, tidak hanya mencemaskan melainkan merongrong keluhuran politik itu sendiri," pungkasnya. 

Foto Pribadi

Adapun para pemateri (kelompok lima) sebagai berikut Fr. Goris Asa, Fr. Edel Kali, Fr. Ota Nahak, Fr. Obet Sila dan Fr. Andry Tuna. 

Foto Pribadi

Hadir pula dalam kesempatan ini, tiga Frater tingkat VI Keuskupan Atambua yakni Fr. Jefri Ndun dan Fr. Dalsi Saunoah dan Fr. Yudel Neno. 

Para Frater sangat antusias dalam forum akademik ini, yang ditandai dengan gencarnya melontarkan pertanyaan, tanggapan dan catatan kritis. 

Untuk diketahui, Forum Akademik Atambua Philosophy Club (APC) ini dibagi dalam 11 kelompok. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mengajukan cukup satu pertanyaan atau pernyataan. Dari sekian pertanyaan dan pernyataan, dirumuskan dua pertanyaan untuk didiskusikan yakni sorotan tentang media massa sebagai alat untuk menyebar black campaign dan bagaimana praktek ini dibedah dalam terang Pancasila. 

Fr. Edel Kali dan Fr. Ota Nahak, ketika menjawabi problem ini, keduanya menandaskan konsep yang sama bahwa kampanye hitam tidak hanya merongrong situasi politik kini, melainkan secara etis merongrong etika kehidupan sosial, di mana kita hidup seharusnya saling menghargai bukannya saling menyudutkan untuk mencapai kepentingan sendiri. Dengan ini, jelaslah bahwa praktek ini otomatis merongrong Pancasila sebagai ideologi (terbuka) dan sebagai way of life dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Mengakhiri Forum Akademik ini, sebagai narasumber, Fr. Yudel Neno menandaskan tentang pentingnya fungsi kontrol dalam media massa entah media online maupun media cetak. Media hanyalah sarana, karena itu pola pikirlah yang harus diubah.  Tugas kita adalah mengontrol, mengindari dan mengkritisi secara terus-menerus konspirasi kepentingan antara penguasa dan pengusaha yang banyak kali melupakan tugas luhur akan etika sosial dan mengabaikan hak publik untuk mengetahui apa yang baik dan benar. Karena itu, Pancasila sebagai dasar negara, sebagai ideologi negara, sebagai way of life mesti terus dihayati dari waktu ke waktu. 

Sebagai catatan terakhir, Fr. Yudel Neno menegaskan bahwa forum ini, merupakan forum untuk saling berbagi, karena itu partisipasi dari kita semua adalah syaratnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline