Lihat ke Halaman Asli

Yudel Neno

Penenun Huruf

Kompasiana sebagai Media untuk Mengabadikan Ide

Diperbarui: 4 November 2018   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Terhitung tahun ini (2018), saya sudah empat tahun menjadi kompasianer. Sejak menjadi kompasianer, saya termotivasi untuk terus menulis dari waktu ke waktu. Selain menulis, saya juga belajar banyak hal dari rekan-rekan kompasianer lainnya. Tidak hanya itu, admin dan teknisi dari platform ini pun beberapa kali mengingatkan saya terkait dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. 

Saya terus menulis dan tidak putus asa. Sejak awal hingga sekarang, saya mendapat banyak kritik. Bagi saya, kritik adalah obat mujarab untuk semakin berkembang dalam dunia jurnalistik. Saya bersyukur, melalui platform ini, saya dapat menyalurkan potensi yang saya miliki. Dan saya akui bahwa hanya orang-orang yang menulislah, mereka dapat dikritik karena tulisan mereka dibaca. 

Seorang penulis yang baik adalah seorang pembaca yang baik. Dan saya banyak membaca melalui media ini sehingga saya pun banyak menulis karena asupan pengetahuan yang saya dapatkan melalui media ini. 

Beberapa kali, rekan-rekan saya meminta untuk saya mempublikasikan tulisan mereka melalui platform ini. Permintaan ini pun banyak kali saya lakukan dengan berulang kali mengeditnya. Walaupun demikian, seringkali pikir tak sejalan dengan jari, sebagai akibatnya tetap saja ada satu dua kesalahan teknis dalam pengetikan huruf, kata dan kalimat.

Bagi saya, platform ini mengingatkan saya akan pentingnya manajemen waktu secara akademik. Melalui platform ini, saya mengabadikan ide-ide saya dalam waktu. 

Hemat saya, kompas menunjuk pada empat arah mata angin. Di dunia ini, tidak ada satu peta pun yang tanpa kompas. Hal ini berarti selain Kompasiana dapat menjangkau dunia, kompasiana ternyata menjangkau seluruh manusia Indonesia. Sekurang-kurangnya, masyarakat dapat membaca tulisan-tulisan kompasiana melalui google, walaupun mereka belum terdaftar sebagai kompasianer.

Selamat memasuki usia ke-10. Jayalah Kompasiana. Kompasiana selalu di hati. Barang siapa mencintai Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia, ia pun harus mencintai kemajuan dan perkembangan bangsa ini dengan strategi mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa melalui platform kompasiana untuk saling berbagi dan saling belajar.

Proficiat untuk admin yang telah merancang platform yang luar biasa ini. Selamat merayakan bagi rekan-rekan kompasianer. Mari kita bergandengan tangan dengan semboyan Together We are One untuk mempromosikan media ini kepada rekan-rekan kita dan terlebih untuk menghindari berbagai informasi hoaks demi menjaga citra kompasiana.

Salam dan hormat, Kompasianer : Yudel Neno; Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang - NTT - Timor - Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline