Kupang-Opini-Kompasiana.Com, 28/03/18
A. Pendahuluan
Persahabatan merupakan sebuah kebajikan atau keutaman yang paling tak dapat dihindari. Menghindari persahabatan adalah sebuah penyangkalan terhadap martabat manusia sebagai makhluk individual dan makhluk sosial. Karena itu, persahabatan adalah bahasa dan kegiatan manusia untuk memaknai hariannya.
Atas tuntutan makhluk sosial ini, berlaku prinsip bahwa penghargaan tertinggi terhadap seorang sahabat tampak melalui apa yang dilakukan terhadapnya. Di sini kita perlu menghayati ungkapan agere sequitur esse ; cara bertindak menurut cara berada. Atau dalam bahasa yang lebih populer, engkau adalah apa yang engkau lakukan.
Menurut Aristoteles, kemakmuran seseorang sekalipun tak dapat dipsahkan dari seorang sahabat. Menghindari sahabat adalah pilihan yang paling berisiko. Semakin besar menghindari semakin besar pula resiko yang harus ditanggungnya.
Mengutip syair Homer, Aristoteles menulis, "Ketika yang dua bersama-sama, teman meningkatkan kemampuan kita untuk bertindak dan berpikir."
Di sini, sahabat berarti dia yang rela membantu sesamanya untuk berpikir dan bertindak dengan berpikir dan bertindak pula. Pikiran dan tindakan ini berada dalam situasi rukun diarahkan oleh suatu kebaikan tertinggi yakni kebahagiaan.
Aristoteles juga memperlihatkan tentang dimensi keadilan sebagai dasar untuk membangun persahabatan. Ia mengatakan bahwa jika orang bersahabat, bisa saja tidak membutuhkan keadilan. Tetapi upaya tentang keadilan dan atau orang-orang yang adil, mereka selalu membutuhkan sahabat. Di sini keadilan tidak dapat dilepas-pisahkan dari persahabatan.
B. Corak Ungkapan tentang Persahabatan
Aristoteles menuliskan pandangan beberapa filsuf kuno yang melukiskan tentang persahabatan.
Yang pertama oleh Euripides