Lihat ke Halaman Asli

Yudel Neno

Penenun Huruf

Rm. Vinsent: Pendidikan Karakter sebagai Jalan Menuju Pribadi Integral

Diperbarui: 1 Maret 2018   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Rm. Vinsent Manek Mau, Pr ; Kepala SMK Katolik St Pius X Insana TTU)

Kharisma dapat membawa seseorang ke atas, namun hanya karakterlah yang dapat membuatnya bertahan tetap di situ. Kharisma dapat mengumpulkan banyak orang,namun hanya karakterlah yang dapat mempertahankan orang-orang itu.

Pendidikan akan mengalami krisis jika mengabaikan karakter.  Yang terpenting dan sekaligus menjadi kekhasan dari karakter bukan soal banyaknya ilmu yang diperoleh dan banyak nilai yang dipahami tetapi sedalam mana dan seluas mungkin ilmu dan nilai itu dipahami, dihayati, dilakukan dan dijadikan sebagai suatu karakter demi mencapai sebuah kepribadian integral.

Hanya dengan karakter yang baik kita akan mencapai pribadi integral. Pribadi mengacu pada diri manusia yang unik, istimewah dan berbeda dengan yang lain. Pribadi manusia berkaitan erat dengan keberadaan manusia sebagai aku yang ber-jiwa dan aku yang ber-badan. Manusia disebut pribadi karena ia unik dan khas dalam jiwanya dan dalam badanya. 

Dalam jiwanya, ia unik dan istimewah karena kepadanya dikaruniakan cipta (Akal Budi), kesadara, rasa (perasaan) dan karsa (Kehendak). Dalam badannya, ia unik karena kepadanya dikaruniakan tubuh yang indah dan terorganisir secara rapih ketika hendak membangun relasi dengan sesama lainnya. 

Manusia disebut pribadi integral jika apa yang diketahui dengan akal budinya, apa yang disadarinya sebagai yang baik, apa yang dirasakan dengan perasaannya dan apa yang dihendaki dengan kehendaknya diwujudnyatakan melalui aktivitas badaniah yakni perilaku atau perbuatan sehari-hari sehari-hari.  

Perwujudnyataan jiwa melalui badan yakni melalui perilaku sehari-hari tentunya mengacu pada nilai-nilai baik dan lebih dari itu menjadikan nilai-nilai baik itu sebagai suatu karakter. Inilah sebenarnya yang mau dimaksudkan sebagai pendidikan karakter dalam keseluruhan isi tulisan di dalam majalah ini. 

Dengan demikian, pendidikan karakter mengacu pada pendidikan nilai. Untuk mencapai pribadi integral jadikanlah akal budi, kesadaran, perasaan dan kehendak bebas sebagai kunci untuk menyelami nilai-nilai dan setelah itu apa yang telah diselami diwujudnyatakan dalam perbuatan sehari-hari. 

Maka jelaslah bahwa obyek kajian dari pendidikan karakter adalah pendidikan nilai. Nilai harus dipahami, dirasakan, dikehendaki dan lebih dari itu nilai itu pun harus dihayati dalam badan, dilakukan dengan badan dan dijadikan sebagai karakter bagi pribadi seseorang. Taburlah karakater yang baik maka anda akan menuai kepribadian yang utuh. 

Hiduplah sebagai pribadi yang utuh atau integral maka kecerahan mada depan menanti anda. Berjalanlah mengikuti jalan karakter karena pribadi integral menanti anda dipenghujung terminal kehidupan. Pada jalan ini, banyak orang melewatinya tetapi hanya sedikit yang keluar sebagai pemenang atas jalan ini. Untuk menempuh jalan ini, tidak membutuhkan kendaraan bermotor karena jalan ini bukan soal jauh-dekat melainkan soal benar-salah, baik-buruk.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline