Ibarat rusa merindukan air untuk memuaskan dahaganya, sedemikian itu Tuhan, jiwaku belumlah tenang hingga berada dalam dekapan kasih-Mu. Rangkullah aku Tuhan, supaya dengar itu hidup dan karyaku menjadi tanda keagungan nama-Mu.
Permenungan ini, indah selalu dalam kacamata Masa Prapaskah. Tidak ada sesuatu yang lain, yang telah datang seusai pertobatan, selain kekuatan. Kerinduan pun tidaklah pecah di karang, ketika syair-syair dilantunkan menetap berkanjang dalam Tuhan.
Dalam Masa Prapaskah ini, Puasa, pantang, bermati raga, doa, derma, kurban dan kerja menjadi irama perjalanan hidup umat Katolik.
Salah satu aspek yang mendapat penekanan yang penting adalah kerja. Melalui kerja, para frater merenung dan merefleksikan potensi dan keberadaannya sebagai rekan kerja Allah.
Allah sendiri telah bekerja dan terus bekerja. Ia memberikan tugas kepada manusia untuk menjaga dan memelihara alam semesta. Kerja adalah alat bermartabat untuk mencapai kesejahteraan bersama. Tekunlah bekerja sebab Rahmat akan bertambah-tambah menurut pekerjaan, sebagaimana digandakan oleh Santo Paulus bahwa setiap pekerja patut mendapatkan upahnya.
