MEMBANGUN KOMUNIKASI MENGENA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
FR. YUDEL NENO
- PENDAHULUAN
- Komunikasi merupakan alat yang dipakai oleh manusia untuk melangsungkan interaksi sosial entah secara individu ke individu, individu ke kelompok dan kelompok ke kelompok. Hampir sebagian besar waktu digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Walaupun demikian, belumlah merupakan komunikasi mengena. Misalnya Anton berbicara kepada Anti tanpa peduli apa Anti paham atau tidak. Juga tidak perlu respon balik dari Anti.
- Jika respon pun belum tentu sesuai dengan maksud utama Anton. Fenomen demikian merupakan komunikasi tetapi bukan komunikasi mengena. Sebab ukuran pokok bagi komunikasi mengena adalah sejauh tanggapan balik dari si penerima pesan itu dapat bersesuaian dengan maksud utama penerima. Jika salah menangggapi maksud maka akan dikatakan nggak nyambung. Nggak nyambungkata lainnya tidak mengena. Nggak nyambungberarti tanyanya lain jawabnya lain. Instruksinya lain buatnya lain. Sebagai contoh : Tina ditanya oleh Tinus ; sayang mau ke mana kita hari ini? Tina menjawab jangan sayang, nanti ayahku marah. Tinus menanyakan ke mana, Tina menjawab nanti ayahnya marah. Pertanyaannya apakah jawaban ayah marah merupakan tempat?
- KISAH
- Sekali waktu saya menyuruh seorang siswa saya untuk menambil kunci. Apa yang terjadi? Yang dibawa adalah kunci inggris. Padahal, maksud saya adalah kunci ruangan olahgara (pingpong). Kisah ini mengetengahkan ada suatu proses komunikasi yang tidak mengena. Tidak mengena karena pesan yang disampaikan tidak terinci akibatnya persepsi atau maksud yang ditangkap tidak utuh, sehingga menimbulkan tindakan balik yang tidak sesuai dengan maksud utama.
- KOMUNIKASI
- Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau informasi melalui media, dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan efektif sehingga dapat dipahami dengan mudah. Mudah mengandaikan pesan itu terinci, jelas dan padat.
- Unsur-unsur komunikasi
- Sumber/gagasan
- Sumber komunikasi dapat berupa buku, pengalaman, pengetahuan, perasaan, hati, dan akal budi. Seseorang yang mau mengirimkan pesan, pertama-tama, ia memiliki gagasan atau ide. Ide ini kemudian diterjemahkan melalui suatu simbol, misalnya bahasa. Simbol berarti tanda untuk menunjukkan suatu maksud lain yang tersembunyi. Bahasa sebagai simbol berarti bahasa sebagai tanda untuk menyampaikan suatu maksud yang sebelumnya masih dalam bentuk idea tau gagasan.
- Lambang atau simbol
- Tanda yang digunakan sebagai wujud dari ide. Misalnya bahasa tentang besi panjang.
- Pengirim/sender/komunikator/Pihak pengirim pesan:
- Sender tidak hanya bertugas mengirimkan pesan tetapi mesti bersiap memberikan respon dan menjawab pertanyaan sebagai akibat dari pesan yang telah dikirimkan. Dengan demikian, bagi sender komunikas mengena mengandaikan rinci memberi pesan dan serius mendengarkan respon balik.
- Pesan/Message
- Pesan dapat disampaikan oleh seseorang melalui media kata-kata lisan, tulisan, gambar, mimik dan gestikulasi. Maka di sini dituntut daya penafsiran yang kuat dan tepat dari seorang penerima pesan. Pesan yang disampaikan tidak tuntas didengarkan maka akan menimbulkan kesalahan penafsiran. Salah menafsir dapat membawa seorang receiver untuk salah dalam respon balik.
- Media/sarana komunikasi/channel
- Intinya adalah kata-kata atau pernyataan sebagai media utama untuk menyampaikan pesan. Media ini sangat bergantung pada sifat pesan yang mau disampaikan. Kalau mau tertulis, melalui surat, SMS, fax. Kalau mau lisan, melalui komunikasi langsung tatap muka dan tidak langsung melalui media elektronik misalnya hp.
- Penerima/komunikan/receiver : Pihak yang menerima pesan dari komunikator
- Pihak penerima pesan memiliki dua tugas yakni mendengarkan pesan dan merespon pesan. Mendengarkan pesan secara serius, menjamin ketepatan dalam memberikan respon balik.
- Persepsi : Pikiran yang dibangun oleh penerima pesan sebagai dasar untuk melakukan umpan balik dan bahkan dampak/efek.
- Tanggap Balik/umpan balik/feedback : Jawaban yang diberikan oleh komunikan terhadap komunikator atas pesan yang telah simak.
- i. Dampak atau efek
- Efek perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan. Bila terjadi perubahan sikap dan perilaku dari penerima pesan sesuai dengan isi pesan, maka komunikasi telah berjalan dengan baik. Hal ini berarti komunikasi menuntut adanya kerendahan hati, sikap kritis dan tanggung jawab. Rendah hati untuk menerima dan mendengarkan pesan yang disampaikan. Sikap kritis untuk mencermati isi pesan yang disampaikan dan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan sesuai dengan isi pesan. Sebab pengertian sikap tanggung jawab yang paling sederhana adalah melaksanakan tugas secara bebas menurut apa yang telah dijawab. Menjawab ya;melakukan ya. Menjawab tidak;melakukan tidak. Maka tanggung jawab berarti bertanggung jawab atas jawaban.
- Fungsi komunikasi
- Sebagai kendali atau mencegah
- Komunikasi digunakan sebagai alat untuk mencegah suatu aktifitas dan untuk mengendalikan sesuatu yang hendak atau sementara terjadi.
- Sebagai media untuk mengobati atau menyelesaikan
- Komunikasi merupakan alat untuk menyelesaikan suatu persoalan atau bisa untuk mengobati seseorang yang luka bathin.
- Sebagai Motivasi : Memberi semangat
- Komunikasi untuk memberikan semangat kepada pihak lain, misalnya bagi mereka yang telah berhasil dan juga telah gagal.
- Sebagai pengungkapan emosional : curhat atau ungkapan perasaan hati
- Komunikasi sebagai alat untuk untuk mengungkapkan isi hati entah senang maupun sedih atau galau. Di sini dapat dimengerti komunikasi sebagai media pengungkapan diri. Maka di satu sisi perkembangan diri seseorang, dapat berkembang menurut cara ia berkomunikasi.
- Sebagai informasi
- Komunikasi sebagai alat untuk menyampaikan informasi. Misalnya penyampaian tentang ada kecelakaan terhadap seseorang kepada pihak ketiga. Itu adalah informasi tetapi bukan ilmu pengetahuan.
- Sebagai media penyampaian ilmu pengetahuan
- Komunikasi sebagai alat untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Misalnya melalui ceramah, pidato, sambutan, dialog, diskusi, lokakarya, dan lain-lain.
- Fungsi Pertahanan : Komunikasi sebagai media untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial.
- Media membangun mitra kerja
- Komunikasi sebagai sarana untuk membangun mitra kerja. Koordinasi ditinjau dari aktifitasnya berupa berkoordinasi bersama pelaku pekerjaan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
- KOMUNIKASI MENGENA
- Arti mengena
- Tulisan ini berkonsentrasi tidak hanya pada komunikasi tetapi melampaui itu yakni komunikasi yang lebih mengena. Disebut komunikasi mengena karena apa yang disampaikan oleh pengirim, dipahami dengan baik oleh penerima dan tanggapan balik yang diberikan oleh penerima memiliki kecocokan dengan maksud utama pengirim. Maka prinsip yang paling penting dalam komunikasi mengena adalah apa yang didengar bukan apa yang disampaikan. Sebenarnya yang paling utama dari pengirim adalah pernyataan dan dari penerima adalah persepsi tentang pernyataan. Jika pernyataan telah disampaikan tetapi persepsi penerima pincang maka akibatnya umpan balik tidak seperti yang diharapkan. Hal ini berarti komunikasi tidak mengena. Maka sebenarnya media yang paling tepat untuk membangun komunikasi mengena antar kedua belah pihak atau lebih adalah bahasa. Wujud dari bahasa adalah pernyataan. Pernyataan haruslah merupakan susunan dari kata-kata yang singkat, pada arti dan jelas maksudnya. Pernyataan itu sebaiknya jangan bertele-tele. Karena pernyataan adalah ukuran untuk mencermati kedalaman cara berpikir seseorang, maka ide sebagai penggerak mesti diatur secara kronologis dan sistematis. Jika ungkapan yang disampaikan secara bertahap dengan inti ungkapan jelas dalam setiap tahap, maka besar kemungkinan memudahkan si penerima untuk cepat menangkap inti pesan dan tepat memberikan umpan balik. Segala sesuatu kalau tanpa komunikasi, besar kemungkinan untuk tersendat, walaupun hidup ini tidak hanya dari omong saja melainkan dari karya atau kerja nyata.
- Syarat-syarat untuk membangun komunikasi mengena
- Mendengarkan
- Ada perbedaan antara mendengar dan mendengarkan. Mendengar dapat berarti sambil lalu. Mendengarkan mengandung arti serius dalam mendengarkan. Mendengarkan juga melibatkan diri selurunya. Diri yang mendengar terlebur bersama dengan apa yang didengarkan. Diri terlebur berarti pikiran, perasaan dan kehendak terlibat dalam aktifitas mendengarkan.
- Pernyataan
- Pernyataan yang disampaikan mestinya terinci dan formulasi pernyataan terstruktur serta intinya jelas.
c. Keterbukaan
Keterbukaan merupakan jaminan dasar dari sikap mendengarkan. Sikap terbuka yang tulus untuk mendengarkan merupakan jembatan pengantar untuk memasuki inti pesan dengan cepat dan tepat.
- Kepekaan
- Peka berarti rasa tanggap. Perasaan tanggap mengandaikan sikap terbuka dan sikap mendengarkan yang tinggi. Cepat dan tepatnya tanggap balik yang dilakukan merupakan wujud dari kepekaan dengan jaminan sikap terbuka dan sikap tulus dalam mendengarkan.
- Uraian terinci sebagai pesan
- Pesan disampaikan melalui pernyataan terinci. Instruksi yang terlalu umum, membuat si penerima bisa bingung dan bahkan salah menerjemahkan maksud.
- Tekanannya pada perbuatan dan bagaimana caranya, bukan pada orangnya. Argumentum ad res bukan argumentum ad hominem
- Pesan yang disampaikan berkaitan dengan pesan apa, kegiatan apa. Bukan pada orangnya. Misalnya sahabat, kamu terpilih sebagai juara I Lomba menulis Opini, karena itu nanti sahabat siap untuk ke Jakarta guna mengikuti pelatihan jurnalistik.Pesan seperti ini akan mudah ditangkap maksudnya daripada, sahabat engkau hebat, engkau nanti ke Jakarta. Pulang jangan lupa hadiah.
- Umpan balik memberi peluang untuk berdialog bukan membungkam
- Kalau pesan yang diberikan membuat penerima memahami maka, dialog dapat terjadi. Demikian juga, kalau umpan balik yang diberikan membuat penerima pesan mengerti, maka dialog dapat berlangsung. Tetapi kalau pesan atau umpan balik tidak dimengerti atau bahkan langsung saja menghakimi si penerima atau si pengirim maka besar kemungkinan untuk rasa bungkam ituterjadi.
- Umpan balik secara tepat
- Tepat berarti sesuai dengan maksud utama pengirim. Supaya tepat maka dengarkanlah baik-baik apa yang disampaikan.
- Berupa apa dan bagaimana, bukan mengapa
- Pesan bisa berupa instruksi. Misalnya, Saudara nanti menjadi guru di Smk Bitauni. Atau Saudara nanti berpidato di Perpustakaan Daerah dengan cara membawakan tanpa teks.
- Rintangan-rintangan dalam membangun komunikasi mengena
- Kepentingan diri-sendiri
- Komunikasi yang dilakukan untuk memenuhi kepentingan diri sendiri akan membuat si pembicara seluruhnya menguasai pembicaraan dan juga berimbas pada si penerima untuk mudah membungkam.
- Stereotip : Citra tertentu mengenai pribadi seseorang menurut golongannya. Misalnya berbicara dengan seorang police, besar kemungkinan, kebebasan mengungkapkan itu terhambat.
- Asumsi buruk
- Tinus pernah melihat Tina menumpang kendaraan motor melintasi jalan umum pada malam hari. Tinus langsung saja mengambil kesimpulan lelaki itu berarti pacarnya dan berjalan malam hari itu ada maksudnya. Setiap kali Tina ingin mengajak Tinus berdiskusi, Tinus selalu menjawab; jangan nanti pacarmu marah. Setiap kali Tina mengajak Tinus untuk jogging sore hari, Tinus selalu menjawab ; jangan nanti kita pulang malam. Padahal, lelaki yang bersama dengan Tina malam itu adalah saudara lelakinya Tina. Dan malam itu lambat pulang karena masih memperbaiki kendaraan bermotor yang menyita waktu cukup lama.
- Lingkungan fisik
- Setiap kali Igsan mengajak Igni untuk menjadi MC, Igni selalu menolak. Mengapa? Ternyata alasan Igni adalah kalau di rumahnya, bapaknya marah kalau berbicara di depan umum.
- Pikiran melayang
- Rinto sudah berusaha berbicara dengan Rina tetapi Rina selalu tidak respon, jika respon pun selalu salah kaprah. Ternyata karena pikiran Rina sedang melayang atau tidak konsentrasi.
- Bela diri
- Setiap kali Tinju memberikan masukan kepada Tinja tentang perilakunya yang suka mempermalukan sesame lain di depan banyak orang, Tinja selalu menjawab, inilah karakter saya yang tidak bisa diubah lagi.
- Hubungan yang retak/tak serasi
- Berhadapan dengan rintangan, ada dua sikap bijaksana, yakni :
- 1 . Menghindari rintangan
- Rintangan tetap ada tetapi mencari jalan keluar lain yang tepat
- 2. Menghilangkan rintangan
- PENUTUP
- Gunakanlah komunikasi mengena sebagai media untuk mendidik dan membangun relasi sosial. Rincikan pembicaraanmu dan terbukalah dalam mendengar. Komunikasi yang lebih mengena menciptakan relasi yang lebih akrab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H