Lihat ke Halaman Asli

Free_Wily

Pria berumur 26 Tahun

Pesona Narcissus dalam Diri Kita

Diperbarui: 8 Oktober 2019   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cita-cita menjadi hal yang penuh misteri bagi setiap insan manusia. Kondisi awal dari penentuan cita-cita itu sendiri bisa menjadi salah satu penyebab mengapa kita memilih cita-cita tersebut. 

Manusia tentu dilahirkan dengan kondisi yang berbeda-beda. Ada manusia yang terlahir  di sebuah rumah kontrakan sempit di bilangan Pejaten, ada manusia yang terlahir di kamar Kelas I Rumah Sakit mewah di bilangan Pondok Indah, bahkan ada manusia yang terlahir di penjara. 

Tuhan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam langkah kehidupan, tentu mempunyai alasan tersendiri mengapa memberikan suatu kondisi terhadap seseorang.  

Biarlah Tuhan menyimpan jawabannya. Manusia sebagai pelaksana hanya dapat mengikuti segala Perintah Nya dan menjauhi segala Larangan Nya. Begitu kata Pak Ustadz. 

Seorang Guru pernah berkata bahwa hidup seseorang sangat ditentukan oleh kondisi lingkungannya. Tan Malaka pernah berkata bahwa "Revolusi lahir dari kondisi kondisi tertentu". 

Kondisi kempat dimana seseorang tinggal dapat mempengaruhi pandangan hidupnya. Lingkungan tersebutlah yang menjadi tonggak awal penentuan cita cita seseorang. 

Seberapa tinggi perjuangan seseorang sangat dipengaruhi oleh seberapa besar ambisi orang tersebut untuk meraih cita cita yang dia inginkan. 

Seorang yang bercita-cita menjadi musisi rela membiarkan jarinya menjadi kapalan hanya untuk belajar kunci gitar, seorang yang ingin menjadi pelukis rela menghabiskan waktu berjam -jam di depan kertas kanvas untuk mencari inspirasi karyanya. 

Semua itu dilakukan untuk memenuhi cita-citanya, tak peduli seberapa dalam jari teriris oleh senar dan berapa banyak kertas kanvas yang dihabiskan. Pengorbanan akan terbayar dengan hasil yang diinginkan. 

Perjalanan meraih cita cita bagaikan jalan tol yang tentunya dengan hambatan bukan jalan tol yang bebas hambatan. Ujian akan datang dari berbagai sisi. Tempaan mental yang bernama masalah itu akan selalu menjadi momok menakutkan bagi semua insan manusia. 

Seperti dalam sebuah permainan, manusia akan menghadapi masalah dalam perjalanan menuju cita-citanya. Tidak semua manusia bisa mengatasi masalah tersebut, ada manusia yang "kalah" dan ada yang "menang". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline