Fotografi adalah hobi saya yang memang baru ditekuni baru-baru ini semenjak pekerjaan saya yang dulu mengharuskan saya untuk belajar fotografi. Akan tetapi, sebagai seorang yang awam di bidang tersebut, saya harus membeli beberapa peralatan fotografi. Peralatan tersebut saya beli dari teman saya. Akan tetapi, pada saat saya akan pergi hunting, saya lupa mengisi kamera saya dengan kartu memori. Kartu memori adalah bagian terpenting dalam sebuah fotografi. Sementara itu hunting akan dilakukan esokan harinya dengan sahabat saya sewaktu masih kuliah.
Pekerjaan di kantor tidak memungkinkan saya keluar sebentar untuk membeli kartu memori. Akhirnya saya mau tidak mau mencari di google toko mana yang menjual karut memori di dekat kantor saya. Kemudian hasil pencarian di halaman pertama google hampir semuanya adalah toko online . Dengan kondisi yang terpepet akhirnya saya pun membuat akun di beberapa toko online dan melihat lihat jenis kartu memori dari harga yang paling sesuai dengan dompet sampai yang tidak terjangkau dengan dompet.
Setelah melihat barang yang cocok dengan isi dompet, saya pun mengklik barang tersebut dan membelinya. Biaya saya transfer melalui m-banking. Tidak lama kemudian, datanglah sebuah barang yang dialamatkan kepada saya. Sungguh luar biasa, si kartu memori tersebut telah sampai ke tangan saya tanpa saya berpindah tempat sama sekali dari kursi kantor. Dari mulai proses pencarian barang, pembelian, pembayaran, kemudian pengantaran semua saya proses melalui online atau dunia maya.
Perpindahan Manusia Ke Dunia Maya.
Semenjak kejadian tersebut, saya langsung teringat dengan film Artificial Intelligence (2001) karya Steven Spielberg . Film yang dibintangi oleh Haley Joel Osment tersebut menceritakan tentang dunia masa depan dimana semua menggunakan kecerdasan buatan, termasuk robot. Bisnis ritel online menggunakan kecerdasan logika dimana kita bisa memilih barang sesuai dengan budget dan pilihan kita sendiri. Usaha kita untuk membeli barang tersebut sedikit berkurang, kita tidak perlu menggunakan kendaraan bermotor untuk mencari barang tersebut.
Baru-baru ini Indonesia dihebohkan oleh tutupnya beberapa perusahaan ritel seperti Matahari, Seven Eleven, Lotus, dan Debenhams. Perusahaan tersebut menurut beberapa ahli ekonomi, tergurus oleh bisnis online. Hampir semua jenis sektor dilakukan secara online. Dari mulai memesan ojek, memasukan dokumen untuk tender, ujian nasional, ujian masuk kerja, sampai bidding untuk projek kantor, semua dilakukan di dunia maya. Bahkan mencari penghasilan bisa dilakukan di dunia maya seperti jadi youtubers yang sekarang digemari oleh kawula muda. Hal tersebut membuat manusia seakan-akan pindah ke dunia maya, dunia tidak nyata, unrealistic world untuk melakukan aktivitasnya.
Perpindahan tersebut,bukan tidak mungkin dunia nyata akan kita tinggalkan. Apakah di dunia maya ada pohon? Apakah di dunia maya terdapat tanah? Apakah di dunia maya terdapat air? Apakah di dunia maya terdapat kupu-kupu? Apakah di dunia maya terdapat udara? Akankah itu semua kita tinggalkan?
Dengan saya mengurangi usaha saya untuk membeli kartu memori, setidaknya membuat saya mengurangi polusi dengan tidak menggunakan kendaraan saya. Dengan tutupnya toko ritel setidaknya membuat listrik yang digunakan menjadi berkurang. Dengan adanya ujian online, setidaknya mengurangi penggunaan kertas. Dengan tutupnya beberapa toko di dunia nyata, setidaknya mengurangi pemakaian air tanah dan lahan. Dengan adanya grup Whatsapp, setidaknya mengurangi produksi kertas untuk undangan pernikahan ataupun sunatan karena bisa disebar di grup WA dan dapat mengurangi polusi dari kendaraan bermotor yang mengirim undangan tersebut. Penggunaan Tapcashdan e-money mengurangi produksi uang tanpa mengurangi nilai dari mata uang tersebut. Pohon yang digunakan juga berkurang. Hal tersebut mungkin mampu mengurangi tekanan kepada lingkungan hidup.
Akan tetapi, apakah itu semua bisa dilakukan secara berkelanjutan dengan memenuhi kebutuhan dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H