Lihat ke Halaman Asli

Freema H. Widiasena

Cuman nulis ngasal ngawur abal-abal. Jangan pernah percaya tulisan saya.

Patah As

Diperbarui: 6 September 2019   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pernah lihat truk patah as roda? Bagaimana perasaan Anda?

Kalo saya, jujur saya kasihan, berempati, namun sekaligus enggak terlalu peduli dengan fenomena ini.

Saya kasihan, begitulah beratnya supir truk bekerja, dia harus membawa truk dengan beban yang sangat melebihi kapasitas sehingga berpotensi terhambat pekerjaannya yang bisa jadi bukan karena salahnya. Terhambat pekerjaannya yang bisa jadi bukan karena salahnya inilah yang membuat saya berempati.

Tapi saya cuek dan enggak ambil pusing. Itu as, saya meyakini benar, patah karena beban muatannya yang berlebih. Sebab kejadiannya beberapa kali saya lihat di ruas jalan yang kondisinya baik-baik saja, bukan jalanan yang rusak.

Kalo jalanan rusak, okelah mungkin si jalan yang menyebabkan musibahnya. Dan jalan rusak ini bisa jadi karena dua perkara saja: kendaraan yang dibiarkan melebihi tonasenya terus-menerus melintas, atau pemerintah yang bikin jalan alakadarnya, dengan dalih anggaran enggak cukup dan rusak karena cuaca.

So, saya enggak sempat berpikir bagaimana mengatasi as roda truk yang patah begitu. As roda truk patah? Ya sudah. Cuman itu yang ada di pikiran saya.

Dan kalo jalanan macet karena kejadian itu, ya mau enggak mau saya harus bersabar. Mau mengumpat pun enggak ada hasilnya. Jadinya, jujur saya bersabar karena "terpaksa", bukan karen ikhlas dan karena berempati.

***

Pernah lihat mobil penumpang patah as roda? Bagaimana perasaan Anda?

Kalo saya, jujur saya kasihan, berempati, dan berdoa.

Kasihan si pemilik mobil harus mengalami kejadian seperti itu Berempati dengan membantu sebisanya kalo memungkinkan, setidaknya saya bersabar saat lalu-lintas macet karenanya, dan ini bersabar bukan karena saya terpaksa bersabar. Ini bersabar karena saya bisa memahfuminya. Sama-sama bersabar, tapi isi hati ini yang membedakan kalusulnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline