Sejumlah gugusan pulau di Distrik Kepulauan Aruri dapat menjadi penyejuk mata bagi sederet wisatawan lokal dan domestik, bukan hanya wisatawan yang dapat mengatakan hal itu. melainkan para misionaris, tenaga Kesehatan, tenaga pendidik, dan lainnya, juga menilai kepulauan Aruri memiliki hasrat pemandangan gugusan pulau yang indah. Kali ini penulis akan menceritakan pengalamannya saat menjelajahi salah satu pulau di Kepulauan Aruri.
Terdapat 3 kampung di satu letak geografis yakni, kampung Mbruwandi, kampung Rayori dan kampung Manggoswan. Ketiga kampung itu kerap memiliki sebutan "SOWEK". Namun, Sowek merupakan Ibukota Distrik Kepulauan Aruri yang terdiri dari 8 kampung. Pulau tersebut terlihat sangat maju dengan adanya Puskesmas dan tenaga kesehatan dengan jumlah yang maksimal. Serta adanya tiga Sekolah Dasar (SD), satu Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan satu Sekolah Menengah Atas (SMA).
Itulah salah satu kemajuan yang penulis lihat saat menjelajahi pulau Sowek tersebut. Penulis telah berulang kali mengunjungi pulau itu, penulis bukan salah satu dari misionaris, tenaga kesehatan, tenaga pendidik disitu. Tetapi penulis mempunyai istri yang adalah guru di SMP Negeri 3 Sowek. Setiap kali mengunjungi pulau itu, hati penulis sangat terkagum melihat gugusan pulau dan indahnya terumbu karang yang terlihat dari atas permukaan air laut.
Banyak hal menarik tentang Pulau Sowek yang akan dibeberkan penulis di halaman ini. Sebelumnya sampai di pulau itu, penulis melintasi Sorendiweri ke arah selatan hingga sampai di pelabuhan dermaga Korido. Setelah sampai di Korido, para pengunjung atau wisatawan menggunakan transportasi laut yang biasanya disebut, perahu fiber dan perahu semang milik masyarakat lokal yang berdomisili di pulau Sowek.
harganya pun terjangkau yakni Rp 50.000 per orang. Bahkan, pengunjung juga dapat membawa roda duanya alias motor untuk bersama-sama menyebrangi gugusan pulau dan tiba di sowek. Nah, disini adalah hal pertama yang membuat penulis terkagum melihat sinergitas gotong-royong antar masyarakat pemilik perahu.
Setiap kali ada pengunjung yang hendak membawa naik kendaraan mereka ke atas perahu, tanpa sepatah kata, mereka langsung bergotong-royong saling membantu untuk mengangkat motor penumpang atau pengunjung ke atas perahu.
selain itu, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai di Sowek.
Jika air laut sedang pasang, para driver perahu akan menelusuri selat manggrove untuk mempersingkat perjalanan menuju Sowek. Namun, jika air surut berarti driver akan memutar haluan menelusuri laut dengan angin dan gelombang yang terkadang kurang bersahabat. Tapi, para pengunjung dan penumpang tidak perlu kuatir, karena para driver asal Sowek sudah mahir dan sangat bersahabat dengan laut.
Ketika memasuki teluk Sowek, pandangan kalian akan disuguhkan dengan pemandangan rumah kayu berlabuh warna-warni milik masyarakat lokal. Dalam hal ini, tidak semua masyarakat di pulau itu tinggal dirumah berlabuh. Melainkan Sebagian besar masyarakat lainnya juga ada yang tinggal didaratan.
Penulis juga terkagum akan sikap kehidupan harmonis dan sikap toleransi umat beragama Kristen yang berbeda aliran Gereja. Karena, di pulau itu ada GKI, GBI, GPDI dan Advent, kehidupan kekeluargaan mereka sangat menyeret perhatian.
Masyarakat lokal pun sangat mendukung anak-anaknya untuk harus rajin beridah dan bersekolah. Jika saat hari aktif sekolah di mulai, seragam putih merah, putih biru, dan putih abu-abu mewarnai sepanjang jalan daratan Pulau Sowek. Sekian cerita singkat penulis tentang Sowek.