Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia

Menelaah Teologi Natal dari Perspektif Anak Rantau

Diperbarui: 9 Desember 2023   01:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Natal dalam perspektif keluarga perantau. Sumber/foto: Freepik


Setiap kelahiran pasti ada tujuan. Tujuan dari kelahiran Yesus Kristus dalam iman kepercayaan Kristen adalah sebagai manivestasi Allah Tritunggal Maha Kudus untuk menyelamatkan umat manusia dari segala keterbatasannya.

Dunia sedang menantikan peristiwa sukacita Natal. Karena dalam iman kepercayaan Kristen, setiap awal akan berakhir.

Semakna dengan ajaran-ajaran dari disiplin ilmu humaniora. Di mana, dalam 14 hari ke depan, Yesus Kristus akan dilahirkan oleh Bunda Maria di kandang yang hina.

Secara logika, kita pasti bertanya dalam hati, mengapa Sang Juru Selamat yang cintanya Agung kepada semua orang hanya dilahirkan di sebuah kandang yang hina?

Menilik kehidupan manusia yang penuh dengan beragam persoalan hidup, substansi dari kehadiran Yesus adalah untuk menjembatani kasih Allah Tritunggal Maha Kudus kepada semua orang.

Cinta dan kasih universal dari Yesus kepada semua orang, ikut mengajarkan kepada kita untuk selalu hidup berdampingan dengan siapa pun tanpa mempersoalkan identitas, latar belakang, ideologi, kepercayaan, karakter, dan beragam perbedaan yang kita temui dalam kehidupan berbangsa.

Bangsa yang besar tidak akan memisahkan perbedaan warganya.

Persoalannya, sebagai warga Indonesia yang kaya akan suku bangsa, budaya, ras, aliran kepercayaan, dsb kerap dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mencapai tujuannya.

Padahal, dalam etika dan moral, siapapun yang ingin mencapai sesuatu, tidaklah pantas menghalalkan segala cara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline