Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Content Creator Tafenpah

Natal sebagai Teologi Perjalanan Pulang Perantau ke Kampung

Diperbarui: 8 Desember 2022   01:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Natal sebagai Teologi kembalinya perantau ke kampung halaman | Gambar: Pixels

Perayaan Natal umat Kristen (Katolik dan Protestan) selalu membawa harapan baru dan refleksi atau pembaharuan diri akan perjalanan Sang Mesias (Yesus Kristus) bersama Bunda Maria dan St. Yosef di Yerusalem.

Perjalanan Bunda Maria dan St. Yosef selalu menemui kendala.

Sama halnya dengan ketiga Raja yang melihat bintang dari arah Timur.

Ketiganya melalui jalan berliku hingga menemukan Yesus yang dilahirkan di kandamg yang hina.

Ketakutan terbesar ketiganya adalah ancaman Raja Herodes yang berkuasa saat itu.

Di mana, Herodes memerintahkan kepada prajuritnya untuk membunuh bayi-bayi yang berusia 2 tahun, setelah mendengar penjelasan dari ketiga raja tersebut.

Beruntung, ketiga Raja itu setelah menemui Yesus yang dilahirkan Bunda Maria di kandang ternak, mereka pun memilih untuk kembali ke kotanya tanpa melaporkan kepada Herodes.

Memang, banyak jalan menuju Roma itu benar adanya.

Lantas, apa makna dari perjalanan keluarga Nazaret (Bunda Maria, Yesus, St. Yosef), dan ketiga Raja tersebut bagi perantau?

Setiap perantau (termasuk Anda) yang membaca tulisan ini, penulis pun yakin bahwasannya kita semua adalah perantau.

Meski demikian, kemana pun kita pergi, pada akhirnya kita akan kembali ke kampung. Karena di sanalah jiwa kita bersemayam dalam kedamaian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline