Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Pandemi sebagai Pemicu Dunia Pendidikan untuk Bertransformasi dalam Menciptakan Talenta yang Berkualitas, Kreatif, dan Inovatif

Diperbarui: 7 September 2022   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar dari Pixels

Dunia pendidikan memiliki tantangan besar di tengah perubahan yang begitu pesat.

Pelaku industri, rektor dan legislator berbagi pandangan tentang tantangan dan karakter sumber daya yang dibutuhkan negeri ini.

Salah satu faktor pemicu dari perubahan dunia pendidikan Indonesia adalah kehadiran Pandemi.

Pandemi telah memaksa praktisi pendidikan untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas, kreatif, dan inovatif.

Wakil Ketua Umum Perdagangan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Juan Permata, telah mendorong para pelaku industri untuk terus mencari talenta-talenta berkualitas, inovatif, dan kreatif.

Senada dengan Juan, Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Dr. Djisman Simandjuntak menyoroti tentang peran serta dunia pendidikan untuk mendukung penyediaan talenta yang dibutuhkan untuk kemajuan negeri ini. 

"Perusahaan science based yang besar dan tumbuh di negeri ini masih sangat sedikit. Padahal hidup kita semakin tergantung pada teknologi. Karena itu, kita harus bisa menggerakkan siswa-siswa Indonesia untuk memilih pembelajaran yang mengarah kewirausahaan. Minyak bumi, gas, hutan habis, overfishing terjadi di mana-mana. Pilihan kita tidak lain selain membangun bisnis-bisnis yang berbasis ilmu pengetahuan," ujarnya. (Sumber rilis dari Humas Contentro dan Humas Universitas Prasetiya Mulya yang diterima penulis, Rabu (6/9/2022).

Karakter Sumber Daya Manusia

Untuk menciptakan karakter sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif, dan inovatif, orang tua juga memiliki andil yang besar dalam penggemblengan anak-anaknya.

Karena Tenaga Pengajar di setiap institusi pendidikan negeri maupun swasta tidak memiliki kapasitas 100 persen untuk mengontrol anak muridnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline