Presiden Prancis Emamnuel Macron meminta pasukan tempurnya untuk meninggalkan Mali, setelah sembilan tahun membantu militer Mali dalam memerangi militan Islam.
Alasan kepergian pasukan Prancis karena rusaknya hubungan diplomatik, di tengah meningkatnya permusuhan dari junta militer yang memerintah Mali.
Baca Juga: Rusia Mundur dari Perbatasan Ukraina, Putin Kehilangan Panggung
Pasukan tempur Prancis dan sekutunya akan beralih ke wilayah Sahel Afrika.
Berapa lama penarikan pasukan militer Prancis dari Mali?
Dilansir dari British Broadcasting Corporation/BBC, Macron mengatakan bahwa penarikan pasukan tempurnya akan dilakukan dalam dua tahap, yakni sekitar empat hingga enam bulan ke depan.
Kapan informasi penarikan pasukan militer dirilis ke publik internasional?
Yang pasti penarikan pasukan militer Prancis diumumkan pada Kamis malam. Lebih tepatnya, usai pertemuan Macron dengan para pemimpin Eropa dan Afrika di Istana lyse, Prancis.
Prancis Tetap Membantu Keamanan Mali
Prancis tetap berkomitmen untuk memerangi pemberontakan Islam di wilayah tersebut. Lebih lanjut, Macron menambahkan bahwa Niger telah bersedia untuk menampung pasukannya yang sudah mundur.
Tentu saja ini bukan menandakan bahwa Prancis sudah benar-benar lepas tangan dari keamanan di Mali. Melainkan, mereka akan tetap memainkan peran sebagai penegah atau pemersatu di daerah konflik.
Selain itu, sejauh ini Prancis telah memainkan peran pemersatu dalam mobilitas internasional demi Sahel.