Invasi pasukan perang Rusia di perbatasan Ukraina dinilai pihak NATO dan Sekutunya sebagai ancaman serius dan kapan saja bisa meletus perang dunia ke-3.
NATO dan Sekutunya sudah was-was dengan ulah Rusia di perbatasan Timur Ukraina. Mereka juga tidak menginginkan peristiwa kelam masa lalu dalam perang terus membayangi masyarakat internasional.
untuk itu, NATO dan Sekutunya memperingatin Rusia untuk menghentikan ulah mereka. Namun, dari pihak Rusia sendiri menuding pihak Barat telah bekerja sama untuk menyebarkan isu kepada dunia internasional.
Baca Juga: Bahaya! Rusia Semakin Menggila di Semenanjung Timur Ukraina
Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mulai angkat bicara kepada publik terkait keberadaan 100.000 militer aktif yang berada di perbatasan Timur Ukraina.
Namun, Rusia dengan santai merespon pernyataan pemimpin Ukraina bahwa militernya itu hanya latihan perang bersama pasukan Belarusia.
Lalu, sebenarnya apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina?
Yang jelas, saat ini NATO dan Sekutunya sudah menarik warganya di Ukraina. Karena ketegangan terus meningkat. Sedangkan, Ukraina pun bingung dengan sikap Rusia sebagai sesama bekas negara Uni soviet.
Bahkan dalam pernyataan resmi Presiden Zelensky melalui laman British Broadcasting Corporation (bbc), ia mengatakan peringatan invasi dapat memicu kepanikan, yang disebutnya "sahabat terbaik musuh kita".
Mengapa Ukraina menilai Rusia seperti itu?
Karena kedua negara sudah lama terlibat perseteruan sejak Rusia paksa mengambill wilayah Krimea dari tangan Ukranai tahun 2014. Atas sikap itu, NATO selaku organisasi terbesar di Eropa pun terpaksa harus mengeluarkan keanggotaan Rusia. Akibatnya, ketegangan pun semakin meningkat atau perang segitiga mulai terjadi.