Haruna Soemitro mendadak terkenal di kalangan netizen tanah air lantaran kritik yang ia layangkan kepada pelatih Timnas Indonesia asal Korea Selatan, Shin Tae-Yong terkait perihal pemanggilan pemain keturunan (blasteran) Indonesia dan luar negeri.
"Saya termasuk rezim yang tidak setuju dengan naturalisasi. Saya memang berbeda dengan (Ketua PSSI). Saya selalu berdebat urusan naturalisasi," ucap Haruna dikutip dari YouTube JPNN.com oleh penulis, Rabu (19/1/2022).
Padahal Haruna tidak menyadari bahwa ia pernah menggunakan 9 pemain naturalisasi untuk memperkuatnya di Liga 1 beberapa tahun lalu.
Baca Juga: Bonek (Surabaya) Ancam PSSI dan Bos Madura United
Bahkan dengan tegas ia mengatakan bahwa apa yang timnas dapatkan dari hasil naturalisasi tersebut. Jika pernyataan ini dibalikkan kepadanya, apa yang Madura United dapatkan sejak memakai 9 pemain naturalisasi?
Jika jawabannya sangat membantu, ya berarti timnas juga merasakan hal yang sama. Untuk itu, jangan sekali-kali melawan rasa lupa. Karena melawan rasa lupa akan memberikan sesuatu yang lebih besar di kalangan netizen tanah air dan dunia. Karena sepak bola di mana pun pasti menggunakan jasa pemain naturalisasi.
Haruna Menolak Kualitas Naturalisasi Pemain Jika Kualitas Hanya 2 Digit dari Pemain Lokal
Haruna Soemitro mengaku tidak setuju dengan proyek naturalisasi jika kualitas pemainnya hanya dua tingkat di atas pemain lokal. Di sisi lain, baik ketika menjadi manajer maupun direktur Madura United, Haruna punya sembilan pemain naturalisasi.
Empat pemain yang dimaksudkan oleh Haruna adalah Jordi Amat, Sandy Walsh, Mees Hilgers, dan Ragnar Oratmangoen.
Baca Juga: Drama Apalagi Antara Komite Eksekutif (Exco) dan Shin Tae-Yong
Jika kita melihat lebih jauh lagi, pernyataan Haruna ini bukan hanya ditujukan kepada pelatih STY yang termanivestasi atau diwakili oleh keempat pemain di atas. Melainkan di balik ini semua, pasti Haruna ingin mengkritiki Ketua PSSI.
Apa yang disampaikan oleh Haruna itu hanya di bagian depan. Sementara panggung belakang ikut mengkritiki keputusan pemerintah dalam diri Ketua Umum PSSI.
Bukan hanya itu saja, Haruna juga pasti mengkritiki Ratu Tisha yang menyumbang andil besar dalam memboyong STY dari Korea Selatan ke tanah air.