Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Menakar HTS dari Sudut Filsafat Cinta

Diperbarui: 25 Agustus 2021   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lifestyle.Kompas.com

Hai sobat Kompasianer, sebagai generasi milenial, topik pilihan Kompasiana "Merdeka Dari Hubungan Tanpa Status" bagi saya itu sangat seksi.

Alasan saya mengatakan frasa tersebut adalah merujuk pada dua pertanyaan dari admin yakni; mana yang lebih sakit hati? Saat diberi harapan palsu oleh pujaan hati ataukah saat ia memutuskan untuk tidak menerima cintamu?

Baiklah. Sebagai pelaku sekaligus korban dari dua pertanyaan di atas, saya akan membawa destinasi pikiran kita menuju dunia filsafat ya. Terutama yang berkaitan dengan filsafat cinta.

Dalam filsafat Yunani yang pernah saya pelajari, ada tiga cinta yang menghidupi manusia yakni; cinta Philia, Eros dan Agape.

Cinta Philia berorientasi pada kasih sayang antara anak dan orangtua, sahabat dan siapa saja yang menaruh perhatian pada kita.

Misalnya; Saya mencintai orangtua saya. Begitu pun dengan cinta pembaca kepada orang-orang tercinta.

Di sini kita memandang pribadi seseorang itu jauh lebih tinggi dari apa pun.

Sebaliknya, cinta eros mengarah pada nafsu. Dan kita menjadikan pasangan atau orang lain (liyan) hanya sebatas objek/sasaran pemuas libido kita.

Misalnya; Saya dan anda memiliki pasangan atau pun sahabat. Setiap kali kita selalu memanfaatkan jasa mereka untuk mencapai tujuan kita.

Terkait dengan dua pertanyaan dari admin Kompasiana, saya menakar atau mengukur pertanyaan pertama "pemberi harapan palsu" itu sebagai "cinta eros."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline