Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mungkinkah Otak Kita Mengikuti Hukum Algoritma?

Diperbarui: 29 Mei 2021   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lifestyle.Kompas.com

Jika algoritma google selalu berubah setiap waktu, mungkinkah otak juga bisa mengikuti gaya hidup demikian?


Ada kemungkinan besar otak bisa mengadopsi mesin algoritma google.

Apa alasan mendasarnya?


Yuk, ikutin terus ya. Jangan kasih kendor! Pertama; algoritma google itu bisa diutak-atik. Layaknya kebahagiaan algoritma yang selalu berubah sesuai dengan mood seseorang.

Misalnya; seorang blogger seperti Bung Ozy selalu piawi dalam mengutak-atik HTML. Namun di sisi lain, perasaan Bung Ozy pun di utak-atik oleh kejombloannya.

Hmmmm, masa sih? Aih makin runyam ini. Bung Ozy maafin saya ya.

**********************************    

Hidup terus berlanjut, kita pun berada dalam kejaran waktu. Ah yang benar saja nih? Bukti otentik dari pencari waktu mengatakan; kita hanya memiliki 86.400 detik dalam sehari. Bukankah dengan infografis ini sudah menguatkan keyakinan kita?

Terserah! Itulah jawaban singkat yang kamu lemparkan ke arahku. Bodo amat! Kata Mark Manson.

Otak Manusia


Hukum algoritma google selalu berubah sesuai permintaan pangsa pasar. Otak kita pun mengikuti gegak-gerik algoritma google.

Mengapa hal itu bisa terjadi?


Karena otak kita itu terdiri dari dua bagian yakni; otak kiri dan otak kanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline