Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Wendelinus Kefi, Calon Wakil Bupati TTU Dari Partai Golkar

Diperbarui: 22 Mei 2021   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wendelinus Kefi Calon Bupati TTU dari Partai Golkar. Ilustrasi foto oleh Wendelinus Kefi.

"Berikan aku 10 orang pemuda akan kuangkat gunung, dan 100 orang pemuda aku akan ubah dunia." Ir. Soekarno

Perhelatan Pilkada serentak bakal diisi oleh pemuda-pemuda terbaik dari setiap partai.  

Unik dan terobosan out of the box dari partai Golkar Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang mengusung sosok pemuda sederhana, ambisius, dan berani untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dari daerah perbatasan RI-Timor Leste.

Yuk, kita kepoin siapakah sosok pemuda yang sangat beruntung itu? Let'check this out!

Wendelinus Kefi lahir dan besar di salah satu kampung perbatasan RI-Timor Leste, tepatnya di Desa Napan, kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggata Timur (NTT).

Sejauh mata memandang, ada hamparan perbukitan negeri Timor Leste yang sangat menawan hati. Wendelinus Kefi bermimpi untuk meneruskan semangat Bung karno dalam memperjuangkan keresahan hati dari orang-orang di kampung halamannya.

Wendelinus Kefi semasa kuliah di Universitas Negeri Timor (Unimor) sudah menonjolkan bakat dan minatnya yang besar di bidang kepemimpinan. Alumni SMAN 1 Bikomi Utara ini sangat vokal dalam beretorika.

Sebagai rekan satu kelas di SMAN 1 Bikomi Utara, gaya retorika Wendelinus Kefi seirama filsuf Sokrates, Plato dan Aristoteles.

Wendelinus Kefi pandai memainkan emosi dari lawan bicaranya. Ketika kita ajak berdiskusi dengannya, ia akan mengiring kita menuju destinasi ilmu pengetahuan yang semakin nikmat dan renyah.

Wendelinus Kefi selain dikaruniai talenta kepemimpian, ia juga berwawasan luas. Jika filsuf berpengaruh abad ke-20 asal negeri Panzer Jerman, Martin Heidegger selalu menunggu badai salju turun dan saat itupun ia mulai berfilsafat. Wendelinus Kefi pun menunggu terbenamnya matahari di tengah himpitan keresahan, jeritan suara hati rekan sebaya, kakek-nenek, tua, muda-mudi di setiap pelosok kabupaten TTU untuk bangkit menggenggam impian masa depan yang lebih baik dari kemarin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline