Manifestasi kecintaan saya terhadap bidang literasi mulai bergerak dari daerah pinggiran. Blog saya www.Tafenpah.com sebagai donasi digital saya di bidang literasi.
Ribuan anak desa masih dipenjara oleh ketiadaan fasilitas dalam mengeksplor kemampuannya di bidang literasi menulis. Sebagai tanggapan, saya yang notabene berasal dari daerah pinggiran, tentunya saya paham dan tahu kerinduan mereka.
Secara SDM, generasi pelosok tak kalah dengan yang tinggal di daerah perkotaan. Yang menjadi perbedaannya terletak pada ketersediaan sarana dan prasarana pendukung. Selain itu, kekurangan roda penggerak bagi mereka.
Untuk mengakomodir keinginan mereka, saya selalu terbuka dengan siap saja yang mau mempublikasikan karyanya di blog saya. Blognya sangat sederhana, namun sejauh ini saya sudah menghimpun beberapa penulis yang berasal dari daerah pelosok untuk mengembangkan talenta mereka.
Ya, namanya penulis pemula, tentunya niat mereka sangat beragam sebelum menulis. Ada bejibun pertanyaan yang masuk di akun saya setiap hari. Kak, kira-kira publikasikan tulisan saya di blog kamu dapat apa ya? Saya pun paham dan tahu keinginan mereka untuk menulis.
Ada tipe orang yang menulis karena memang di sanalah ia bisa mendapatkan kepuasan batin. Ada yang hanya sekadar memamerkan eksistensi kepada rekannya. Ada yang ingin menghasilkan uang dan ada pula yang menjadikan karya tulisannya sebagai personal branding.
Jawaban mereka selalu terbayang dalam tidur malamku. Tapi, sebelum mereka mengirimkan tulisannya, saya harus meyakinkan mereka bahwa saya hanyalah penyedia jasa. Bila anda ingin berkembang, yuk mari kita belajar bersama.
Saya sadar bahwa untuk membangun sebuah platform media online itu butuh SDM yang mumpuni serta biaya untuk mengembangkannya. Lebih jauhnya saya membutuhkan dukungan orang lain untuk saling bekerjasama dalam mengakomodir ribuan anak desa di pelosok tanah air yang pingin jadi penulis.
Perlahan-lahan tapi pasti seiring dengan mesin kordoba waktu, saya yakin usaha dan niat saya untuk membangun literasi dari daerah pinggiran akan terwujud.
Perjalanan masih panjang. Saya masih dititik start untuk menuju garis finis. Saya selalu mencoba untuk menerapkan teori AIDA (Attention; perhatian, Interest; minat, Desire; keinginan dan Action; aksi) dalam membujuk generasi desa untuk mengembangkan dirinya di bidang literasi menulis. Namun, saya juga sadar bahwa ada saja hal-hal yang terjadi di luar kendali kita.