Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Content Creator Tafenpah

Totalitas dalam Berliterasi Selama Ramadan

Diperbarui: 27 April 2021   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Totalitas dalam berliterasi.Lifestyle.Okezone.com

Pasca pemulihan kondisi fisik selama hampir dua bulan istirahat total di rumah, tidak mengurangi esensi saya dalam dunia literasi.


Saya memanfaatkan waktu pemulihan itu untuk terus mengasa kemampuan dalam berliterasi. Literasi emosional, kepribadian (Manajemen diri), membaca dan menulis serta berteknologi. Gaya komposisi ini saya lakoni dalam totalitas.


Totalitas dalam menulis, membaca, mengenali diri dan menelanjangi kode HTML yang sangat membingungkan. Sesekali memanjakan diri dengan menonton you tobu, menikmati alunan musik dan berkontemplasi.


Kegiatan yang saya lokoni di bulan Ramadan sangat bermanfaat bagi pola pikir saya. Karena dengan totalitas dalam berliterasi, saya mampu menambah skill dalam menganggit diksi-diksi kerinduan, kepekaan sosial dan manajemen diri yang lebih teratur.


Motif lain dari literasi manajemen diri adalah saya tidak mau kecolongan lagi dengan kondisi fisik yang lemah tak berenergi. Tidur selama hampir dua bulan, saya merasa dipenjara oleh keadaan. Namun, bersama literasi yang saya utarakan di atas, saya bisa melewati hari-hari dengan bervariasi.

Totalitas dalam berliterasi.Pingpoint.co.id


Beragam kegiatan yang saya lakoni makin menambah kecintaan saya untuk bersafari di rumah Kompasiana, blog pribadi dan juga beberapa portal online yang selalu memberikan tempat bagi saya untuk melatih skill menulis.


Sehabis hujan ada pelangi. Begitupun selepas masalah ada sesuatu yang sudah menanti di depan. Entah hal baik dan buruk, semua itu tergantung pada cara saya menyikapinya.


Menyikapi masalah adalah bagian dari problem solving atau cara saya bisa mengatasi permasalahan diri saya sendiri. Inilah yang saya namakan denagn literasi manajemen diri.


Manajemen diri bukan semata-mata saya mau sok-sokan, melainkan cara ini saya yakini sebagai jalan sugesti untuk merasa lebih baik setiap hari. Karena yang mengetahui baik dan buruknya diri sendiri adalah saya.


Teknik menajemen diri yang saya latih selama bulan Ramadan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan simpati, empati dalam kehidupan bersosial. Karena saya selalu dikelilingi dengan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline