Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Content Creator Tafenpah

Skenario Perjumpaan di Kota Metropolitan Surabaya

Diperbarui: 13 Maret 2021   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi romantika di taman. Foto dari Pixabay.

Episode 4 Cintaku Semanis Gudeg Jogja

Semangkok Gudeg Jogja masih tersisa di sekucur tubuhku. Aku sudah bersantai ria, sembari membidik landscape panorama kota Pendidikan Jogja dalam lensa kameraku. Aku berjalan seirama melodi klasik Jawa Tengah yang terdengar shaydu dan merdu di panca indera telingaku.

Di stasiun Lempuyangan Jogja, aku menari-nari di atas imajinasi. Bayangan Winda terbersit dalam bayanganku. Ah, pagi yang indah, seketika dinodai oleh rindu yang makin membahana di dalam diriku.


Tepat pada pukul 08.00 WIB, aku bersafari bersama Kereta Ekonomi menuju kota Metropolitan terbesar kedua tanah air yakni Surabaya. Destinasi prahara cinta yang sangat indah, sekaligus memicu sejumlah masalah antara aku dan Winda.


Bukit yang indah, persawahan yang melemahkan mata, hutan belantara yang sangat mistis menemani aku dalam setiap tikungan menuju kota Surabaya.


Tatkala mata tak bisa diajak lagi untuk berkompromi, sejenak aku merebahkan diri. Ketika elegi pagi bersinar, Kereta Api yang aku tumpangi sudah tiba di Stasiun Gubeng Surabaya. Langit yang biru seolah-olah dihalangi oleh bangunan pencakar langit kota Metropolitan Surabaya. Sebagai pusat perekonomian yang makin berkembang di bagian Timur pulau Jawa, Surabaya menyimpan sejuta inspirasi di setiap sudut kota.


Aku masih terpana memandangi langit biru kota Surabaya. Tapi, udara panas makin menggerogoti adrenalinku untuk segera mencari suaka. Aku memutuskan untuk menginap di salah satu Hotel yang berada di Jl. Veteran  Surabaya.


Sementara aku mengibas keringat, ada notifikasi pesan dari Winda. "Mas apa boleh kita ketemuan besok?" Dengan wajah berseri-seri, aku menyetujui permintaan Winda."


Cakrawala kembali menyelinap di antara barisan gedung pencakar langit kota Metropolitan Surabaya, Aku dan Winda memutuskan untuk berjumpa dan melepas kangen di Taman Safari Surabaya. Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk mencintai. Dramatisasi kisah asmara antara aku dan Winda memang mengudang kontroversi. Gonjang-ganjing kisah asmara kami terbentur oleh tembok humanisme agama.


Perjumpaan aku dan Winda di Taman Safari Surabaya memang berada di luar skenario. Tapi, kami sangat menikmati perjumpaan sesaat itu. Sembari melepas rasa kangen yang sudah hampir sebulan berpisah dan hilang kontak, mata kami tak bisa membohongi atraksi Satwa liar yang ada di dalam Taman Safari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline