Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mengais Rindu, Menata Batin di Sang Arsitek

Diperbarui: 15 Februari 2021   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kondisi apapun, kita harus percaya pada pasangan. Foto dari Pixabay.

"Jika engkau kecewa dan mengeluh terhadap kekurangan yang ada pada dirimu sendiri, maka datanglah kepada arsitek yang telah merancang dan menciptamu." (Zig Ziglar).

Pandemi yang kian tak menentu, memicu sejumlah persoalan dalam menata rindu bersama sang pujaan hati. Hati yang sudah retak, mengundang emosi untuk saling menyalahkan, sembari mengais rempah-rempah kerinduan di tengah Pandemi.

Hati yang sudah hancur, bagaikan serpihan rasa yang tak bertepian. Menarik apa yang dikatankan oleh salah satu Filsuf kontroversional yang dikaitkan dengan Nazi, yakni Martin Heidegger bahwa," jika badai menimpa pondok itu, dan salju turun, itulah saat yang tepat untuk berfilsafat."

Badai rindu jatuh menerpa emosi. Itulah saat yang tepat untuk saya mempertanyaan kapan berakhirnya Pandemi? Saya masih bergelut dengan polemik waktu. Waktu telah mengambil seseorang yang kita cintai, tapi saya yakin bahwa waktu akan mengembalikan pujaan hati kita.

Saat ini saya dan anda berada di titik terendah kehidupan. Jalinan cinta yang sudah sekian lama kita rajut bersama pacar ataupun pasangan diteror oleh Pandemi. Pandemi membawa miskomunikasi diantara kita bersama pasangan. Akibatnya, kita saling menjauhi.

Meskipun kita saling berjauhan, tapi hati kita selalu terkoneksi. Karena jaringan nirkabel yang ditanam di dasar laut, semakin kencang, menembusi sekat-sekat air mata kita.

Siapapun yang menjalani kisah cinta LDR-an saat ini memang terasa berat. Karena bentuk komunikasi kita seketika diganti dengan hanya melalui pesan via WhatsApp, Messenger, Twitter, Instagram, Line, dsb.

Maka, ingatlah ajaran dari Zig Ziglar bahwa, "jika engkau kecewa dan mengeluh terhadap kekurangan yang ada pada dirimu sendiri, maka datanglah kepada arsitek yang telah merancang dan menciptamu."

Kita mengakui Sang Arsitek atau Pencipta sebagai sarana komunikasi metafisis. Melalui komunikasi bersama Sang Pencipta, kita berbagi serpihan rasa sakit, stres, marah atas segala keadaan yang sangat memenjarakan saat ini.

Melalui komunikasi bersama sang Arsitek, kita akan mendapatkan pencerahan untuk saling memahami antar pasangan di tengah Pandemi. Bukannya kita tidak mau bertemu, tapi kita lebih mengutamakan kesehatan kita. Itulah alasan dibalik kita menjalani hubungan LDR-an saat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline