Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Gegara Teori "Gestalt" Saya Berani Menulis Artikel Politik

Diperbarui: 26 Januari 2021   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber; Komunitas Penulis Berbalas (KPB)

Ketika saya mengamati judul tulisan saya, ada tiga hal yang terkandung di dalamnya, yakni "Gestalt, Menulis, dan Politiik." Nah, serupa teori "gestalt" sobat.


Di mana, teori "gestalt" merupakan satu-kesatuan yang memiliki kaitan sensasi dalam keseharian kita.

Nah, daripada anda tak percaya, yuk kita intip saja Wikipedia. "Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan." (Sumber; id.wikipedia.org).

Sensasi


Bagi saya menulis artikel politik sama saja kita mencari sensasi. Tentu sensasi yang bernada positif ya. Karena Sokrates mengajarkan bahwa, "tugas seorang filsuf sebagai pengganggu."

Sumber; Komunitas Penulis Berbalas (KPB)

Saya mengamati kejadian setiap hari di ruang publik sebagai sesuatu yang perlu diganggu. Artinya, peran kita sebagai kuli tinta harus mengganggu para pemimpin. Ya, menggangu dalam kaca mata positif.



Di mana tulisan kita adalah bagian dari "insight" bagi pemerintah untuk berani berpikir, ketika melihat situasi bangsa dan negara sudah mulai mengarah ke sesuatu yang tidak diinginkan.


Nah, dengan menulis artikel politik, kita berperan sebagai filsuf  pengganggu. Karena ide-ide kita memiliki satu kesatuan dalam memberikan solusi bagi siapa saja yang berkecimpung di ruang publik.


Kendati tulisan kita sederhana, tapi menjadi pengganggu bagi mereka yang secara tak langsung membaca opini, ide yang kita kemas dalam artikel politik.

Menulis adalah bagian dari sensasi positif dalam meninggalkan jejak aksara di tanah air tercinta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline