Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Pasar Perbatasan RI dan Timor Leste, sebagai Ajang Temu Kangen Sesama Suku Timor Dawan

Diperbarui: 6 Januari 2021   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana pasar bebas perbatsan RI-Timor Leste. Sumber;Batasnegeri.com;

Pasar adalah tempat berlangsungnya roda perekonomian suatu bangsa. Kerja sama bilateral Pemerintah RI dan Timor Leste, khususnya di daerah perbatasan kampung halaman saya dijadikan sebagai ajang silaturahmi antar sesama suku Timor Dawan yang telah berpisah sejak tahun 1999.

Secara ras, budaya, agama dan bahasa, masyarakat Timor Barat yakni, Kabupaten Timor-Tengah Utara dan kabupaten Belu masih sama dengan rakyat Timor Leste. Tentu kesamaan ini menjadi cikal bakal adanya kerja sama bilateral antara Pemerintah RI, khususnya Kabupaten Timor-Tengah Utara (TTU) dengan Pemerintah Timor Leste, khususnya Oekusi.

Kerja sama yang dibangun antara kedua negara adalah membuka pasar bebas di daerah perbatasan. Kerja sama ini sangat menguntungkan kedua negara. Karena selain kepuasan materi, adanya kepuasan batin. Di mana, pasar dijadikan sebagai medium,sarana pertemuan sesama keluarga yang telah berpisah dengan Pemerintah RI sejak 1999.

Setiap hari jumat dalam sepekan, Pemerintah Kabupaten Timor-Tengah Utara (TTU) membuka pasar bebas di daerah perbatasan, khususnya di desa Napan yang menjadi gerbang menuju Pintu masuk Negara Timor Leste. Rakyat kedua negara diberikan kebebasan untuk saling mengunjungi, asalkan tidak melebihi batas garis yang telah ditentukan oleh kedua negara. 

Hari Jumat dipandang sebagai hari berkat bagi masyarak perbatasan RI dan Timor Leste. Karena setiap hari Jumat, keluarga yang telah lama berpisah, saling melepas kangen di area pasar.

Fungsi pasar tidak hanya sebagai tempat berputarnya roda ekonomi kedua negara. Melainkan, pasar dijadikan sebagai wahana pertemuan antara sesama suku Timor Dawan yang telah lama berpisah. Sejauh panca indara mata memandang, ada kesedihan, kebahagiaan, keceriaan yang terpancar dari wajah-wajah Atoin Meto ( Sebutan untuk orang Timor Dawan yang menempati tanah kering).

Pasar sebagai nostalgia sesama suku Timor Dawan. Nostalgia sesama suku Timor Dawan melahirkan rasa kemanusiaan yang melampaui metafisika waktu dan ruang.

Kehadiran pasar bebas di daerah perbatasan sangat menguntungkan dari segi finansial antar kedua negara. Selain itu, manfaat dari pasar bebas di daerah perbatasan adalah pengukuhan akar budaya Timor Dawan antar kedua masyarakt. Kolaborasi finansial dan pengukuhan akar budaya Timor Dawan menciptakan rasa perdamaian, persatuan antar kedua negara.

Masyarakat senang, bahagia dengan terbukanya sekat-sekat sosial antar kedua negara. Instrumen-instrumen negera terbuka lebar demi nilai-nilai kemanusiaan di daerah perbatasan RI dan Timor Leste.

Hari ini, besok dan lusa bila anda berkunjung ke daerah perbatasan RI dan Timor Leste, khususnya di kampung halaman saya, ketika anda menanyakan model kebahagiaan apa yang  mereka rasakan setiap hari Jumat? Tentu, mereka akan menjawab," hari kemerdekaan hakiki sebagai orang Timor Dawan di daerah perbatasan RI dan Timor Leste."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline