Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Content Creator Tafenpah

Mencintai Pikiran Janda

Diperbarui: 22 Desember 2020   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber; Pixabay

Mencintai diri sendiri penting. Asalkan jangan mencintai pikiran janda.

Eits,,,,jangan meliarkan daya fantasi anda ke hal yang mengundang banyak godaan, ya. Istilah pikiran janda tidak ada di KBBI. Karena istilah ini pertama kali diciptakan oleh penulis sendiri.

Pikiran janda merujuk pada kegiatan mengabsenkan pikiran terhadap banyak hal. Ciri-ciri orang yang memiliki pikiran janda adalah mereka yang terus memelihara ilmunya di dalam kotak imajinya. Mereka tertidur lelap, dikala orang lain saling berkejaran untuk mewarnai dunia dengan ilmu yang mereka dapatkan selama di dalam bangku pendidikan.

Pikiran janda juga bisa dikategorikan kepada mereka yang pelit untuk berbagi ilmu pengetahuan. Akibatnya, mereka terus sibuk dengan dunianya sendiri. Mau terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, mereka pun tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Sebab bagi mereka, segala sesuatu sudah ada, untuk apa memikirkan banyak hal yang tidak berguna. Mendingan menikmati waktu berharganya untuk mencintai dirinya sendiri.

Pikiran janda sudah melanda generasi muda yang memiliki sikap apatis terhadap kehidupan. Lamban tapi pasti, pikiran janda akan menjangkiti semua orang. Pikiran janda seperti virus. Virus yang cara penyebarannya secepat kilat di musim hujan badai.

Mirisnya, pikiran janda dipelihara oleh sebagian besar mahasiswa. Karena keasyikan untuk bermanja-manja dalam dunia google. Sekali klik, segala jenis informasi sudah tersedia. Jadi, kesimpulannya, untuk apa memikirkan hal yang sudah ada dari zaman dahulu hingga sekarang. Toh, hanya menyakiti diri dengan memikirkan hal yang sama sekali tidak dimengerti oleh logika. 

Logika pikiran janda semakin bertautan erat dengan rasa malas. Malas berpikir bisa menyebabkan segudang masalah. Masalah-masalah sosial dewasa ini, disebabkan oleh pikiran janda. Menjandakan pikiran lebih kejam daripada memanipulasi data untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam kehidupan bersama.

Hidup bersama orang lain dibutuhkan pikiran inovatif, kreativitas sebagai bentuk sumbangan kita kepada perkembangan lingkungan sekitar. Minimal apa yang kita pikirkan bisa membantu orang lain.

Mencintai diri sangat penting, asalkan jangan memelihara pikiran janda. Karena pikiran janda adalah pikiran sesat yang tidak dibutuhkan dalam kehidupan bersama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline