Romantisme honeymoon atau bulan madu setiap pasangan itu berbeda. Tergantung situasi dan kondisi (sikon). Irama romantisme menghipnotis, menyihir seantero semesta. Semesta terpana memandangi semburan romantisme antar pasangan.
Waktu berjalan, melodi cinta menyatukan dua karakter yang berbeda. Terjadilah peleburan cinta antara dua insan yang sedang memadu kasih di tengah banjir kerinduan. Rindu adalah kata sifat yang tepat untuk menggambarkan 365 hari dalam setahun. Rentetan eskperimen, percobaan untuk memahami paradigma rindu antar pasangan melahirkan seni. Seni memadu dan mengkhawatirkan kepergian cinta.
Alunan tangga nada kehidupan berbelot, menyimpang dari koridor makna cinta. Cinta yang dikejar oleh seseorang selama bertahun-tahun hanya menyebabkan kekhawatiran semata. Karena cinta itu datang bagaikan letusan gunung berapi, lalu cinta pergi bagaikan tsunami.
Hancurlah bahtera rumah tangga. Keping-keping asmara,'sehidup semati' tak berbunyi lagi. Mutiara-mutiara terpendam dari cinta pergi tak tahu rimbanya. Meratapi kepergian cinta, menyebabkan kekacauan pikiran (Chaos).
Terkadang kepergian cinta disebabkan oleh sebab yang lain (Kausa Prima). Timbullah sayap-sayap rindu. Yang satu membawa sayap kanan, yang satu membawa sayap kiri.
Di antara sayap kanan dan kiri ada penyebar sukma. Heheheh,,,,, sudah gila kau, Fred! Bisik suara hatiku, hingga diriku terbangun dari imajinasi malam kesepian ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H