Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Perkembangan Kognitif Generasi Alfa

Diperbarui: 21 November 2020   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ransangan (stimulus) terhadap lingkungan turut mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Psikolog Jean Piaget: sejak awal, seorang anak bertindak seperti seorang ilmuan yang aktif menerka dan mencari tahu bagaimana dunia di sekitarnya bekerja.

Memiliki anak adalah impian setiap orang tua. Termasuk cita-cita dari penulis, walaupun masih bujang, hehe. Lingkungan adalah gerbang perkembangan kognitif anak. Berada pada lingkungan yang baik, output anak akan menjadi baik.

Sebaliknya, lingkungan yang tak bersahabat, output anak juga mengikutinya. Bagian dari hukum Sebab-Akibat Semesta.

Lalu, bagaimana perkembangan kognitif generasi Alfa di tengah era digital? Tentu ini adalah masalah terberat yang dialami oleh setiap orang tua. Orang tua merasa dilema. Orang tua sebenarnya tak memperbolehkan perkembangan kognitif anak terbentur dengan dunia digital. Caranya adalah membatasi penggunaan internet untuk anak.

Tapi, lingkungan anak tak ada yang memonitornya. Orang tua melarang anak untuk tidak berlama-lama berselancar di dunia maya, sementara anak akan merasa bebas saat bersama teman-temannya. 

Melarang anak malah dicap sebagai orang tua yang tak mengikuti perkembangan zaman, kolot, otoriter dan mengekang kebebasan anak. Anak akan merasa tersiksa, bila melihat teman sebayanya dengan bebas menggunakan media sosial.

Lalu, keadaan batin anak semakin tersiksa. Jurang ketidakcocokkan pun semakin meluas antara anak dan orang tua. Sementara, bila adanya kebebasan dari orang tua untuk anak menggunakan media sosial, kecanduan pun melanda anak. Akibatnya, perkembangan anak tak berkembang.

Stimulus/rangsangan lingkungan anak sangat rawan dan menantang bagi setiap orang tua. Dunia pendidikan juga sudah bertransformasi sistem pendidikannya dari pertemuan konvensional (tatap muka) ke dunia virtual. Serba salah bagi pendampingan kognitif anak di era digital.

Sebagai resolusi dari penulis adalah temukan passion anak lalu berilah kebebasan bagi anak dalam mengembangkan kognitifnya. Karena sesuatu yang diusahakan dengan passion dan cinta akan menghasilkan bibit-bibit unggul generasi Alfa di dunia digital. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline