Menulis jurnal/diare hampir dilakukan oleh setiap orang. Jurnal atau lebih familiarnya adalah buku catatan harian. Saya pribadi mengenal jurnal harian sejak masuk seminari. Sebagai seorang biarawan, tentu menulis jurnal harian adalah menu utamanya. Selain makan, berdoa, dan membaca. Tujuan dari menulis jurnal harian bagi para biarawan katolik adalah mengaktualisasikan perasaan yang dialami sepanjang hari hingga tidur malam. Perasaan senang, sedih, galau, jatuh cinta dikemas dalam setiap tenunan aksara.
Setiap orang bisa menulis. Tapi, tahukah anda bahwa menulis itu ada metode/caranya, loh. Nah, ada baiknya kita belajar menulis jurnal harian dengan metode Biarawan Katolik yang diadopsi dari budaya Eropa.
Ke-5 metode/cara menulis jurnal harian ala Biarawan Katolik adalah sbb:
1. Dialogue With God/Dialog Dengan Tuhan
Sebagai orang yang beragama/mengakui adanya Pencipta (Tuhan), tentu kita selalu membangun dialog dengan-Nya. Kita mengucapkan syukur atas hari baru, istri yang cantik, penyayang, anak yang lucu dan segala titipan Tuhan kepada kita. Perasaan syukur kita kemas dalam setiap nafas aksara melalui jurnal/diare.
2. Dialogue With Myself/Dialog Dengan Diri Sendiri
Tak jarang kita disibukkan dengan banyak hal. Jadi, kita melupakan ada hal yang lebih indah dan memiliki kekuatan super power, dahsyat yang ada dalam kepribadian kita. Kekutan maha dahsyat itu adalah diri kita sendiri. Karena yang menentukan kita berhasil atau tidaknya adalah diri kita sendiri.
3. Dialogue With Works/Dialog Dengan Pekerjaan
Kita juga membangun komunikasi dengan pekerjaan kita. Karena dari pekerjaan itu, kita hidup dan bisa mencukupi segala kebutuhan kita. Oleh karena itu, membangun komunikasi dengan pekerjaan adalah gerbang menuju kedamaian dan kenikmatan hidup sebagai seorang pekerja.
4. Diaologue With Others/Dialog Dengan Sesama