Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Menikmati Tik-Tok dari Sudut Pandang Filsafat

Diperbarui: 28 Oktober 2020   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tekno.Kompas.com;

Tik-Tok adalah salah satu media hiburan yang berangkat dari keseharian manusia. Tik-Tok hadir untuk menyegarkan hati dan pikiran setiap orang. Tik-Tok adalah obat psikologis manusia dewasa ini. Sebab manusia dewasa ini hanya disibukkn dengan media sosial. 

Terkadang media sosial membawa masalah depresi, stres, sakit hati, cemburu, dll. Maka, kehadiran media hiburan Tik-Tok mendapat ruang/tempat istimewa di hati manusia.

Tik-Tok berangkat dari masalah-masalah psikologis setiap orang. Lebih tepatnya, masalah remeh temeh manusia dan kesehariannya. 

Filsafat mengupas pertanyaan-pertanyaan manusia dan semesta. Siapakah manusia? Dari manakah manusia? Apa itu matahari, bulan dan bintang? Apa itu makanan? Siapakah Tuhan? Apa itu waktu? Dan segala pertanyaan yang seputar manusia dan kosmos (Alam). Baik mikro kosmos maupun makro kosmos. Bila kita telaah dari Filsafat Kosmologi.

Hari ini, 27/10/2020 tanpa sengaja saya berjalan-jalan di sepanjang koridor salah satu bangunan mega di kota Jakarta. Bangunan mega itu adalah halte Busway Harmoni. 

Maklum saya berasal dari pedalaman pulau Timor yang tak pernah melihat segala fasilitas nan mega seperti di kota metropolitan Jakarta. Keseharian saya di pedalaman pulau Timor, khususnya perkampungan Haumeni hanyalah ditemani oleh padang sabana, perbukitan dan meganya batu karang.

Hemat kata, saya melihat dan mengamati sepasang sejoli muda sedang goyang, sembari tersenyum sumringah. 

Anehnya, mereka goyang sambil mengikuti gerakan dan irama musik yang terdengar jelas di kuping telinganku. Sepintas saya terdiam dan mengamati gerak-gerik mereka, layaknya seorang agen/intel utusan FBI dalam misi menyedap pembicaraan bandar narkoba di Mexico. 

Maklum saya adalah penikmat film-film bergenre action Hallywood. Jadi, alam bawah sadar saya dengan cepat respek terhadap segala peristiwa, keadaan yang terjadi di sekitarku. Seperti di dalam film-film action yang diperagakan oleh para agen FBI.

Saya semakin penasaran, lalu saya memberanikan diri untuk bertanya kepada mereka, "Maaf Mas dan Mbak, bolehkah saya bertanya?"

"Oh, tentu saja, boleh Mas!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline