Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Content Creator Tafenpah

Solidaritas Antar Budaya

Diperbarui: 30 September 2020   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Sahabat adalah orang yang mengetahui kelebihan dan kekurangan kamu, namun tetap mencintai. Selasa, 29/9/2020 merupakan hari bersejarah bagi komunitas di mana saya bekerja. 

Indonesia adalah negara yang memiliki 17 ribuan-an pulau yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. 17 ribuan pulau telah melahirkan keanekaragam karakter, budaya, bahasa dan ras. Kekayaan sumber daya alam dan manusianya adalah surga kecil yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Salah satu quotes dari novel saya adalah,"manusia hidup dalam dua dimensi, yaitu dimensi terang dan gelap. Dimensi kelahiran dan kematian. Manusia tak pernah memilih keluarga, tempat dan negara di mana ia dilahirkan. Yang terpenting bagi manusia adalah menghargai arti dan makna kehidupan." (Novel Terjebak).

PT. Kokoh Mitra Makmur adalah tempat di mana saya bekerja. Setiap hari saya menghabiskan 8-10 jam di tempat kerja. Dunia kerja telah membawa saya untuk bertemu dengan sahabat baru yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, budaya, bahasa dan ras. 

Sebagai perantau, saya selalu menempatkan diri dalam pusaran etika berbudaya. Model etika yang saya bangun adalah menghargai pendapat orang lain. 

Meskipun kerap kali saya terbawa suasana emosi, Sehingga menyakiti perasaan sesama dengan bahasa saya. Entah bahasa verbal maupun non-verbal. 

Solidaritas antar budaya adalah jembatan bagi saya dalam menyelami labirin semesta nusantara. Bulan purnama menggantung indah di angkasa, suasana canda tawa di bawah sinar rembulan malam telah menyatukan impian kami dalam mencintai proses. Canda tawa di antara kami saling menguatkan untuk menuju pengetahuan-pengetahuan baru.

Dalam dunia sepak bola ada pelatih/coach yang mengarsitek timnya. Senada personil kami yang dinahkodai oleh Mister Agung. 

Ibaratnya, perahu yang kami tumpangi semakin bersinar di bawah nahkodai Mister Agung. Karena cara pendekatannya sangat humanis. Humanisme adalah jalan pendekatan yang sangat menyentuh dan menghargai kemanusiaan.

Sebagai pendekatan kontekstual dari sisi humanis dari Mister Agung adalah kebebasan berekspresi. Tapi, tetap fokus pada tujuan yang dicapai yakni tugas dan tanggung jawab dalam bekerja. Racikan tim di bawah kendali Mister Agung dan Arif sangat menginspirasi saya untuk menulis artikel sederhana ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline